Lebih Dekat dengan Wirausaha Muda Sinjai (2)

Imran (kemeja cokelat) menyerahkan kue Terang Bulan kepada penulis, Minggu (13/12) di lokasi usahanya, samping Puskesmas Lappae, Desa Saotengah, Kecamatan Tellulimpoe (foto: satri)
Imran (kemeja cokelat) menyerahkan kue Terang Bulan kepada penulis, Minggu (13/12) di lokasi usahanya, samping Puskesmas Lappae, Desa Saotengah, Kecamatan Tellulimpoe (foto: satri)

Warkop Geser yang Menjual ‘Air Mata Mantan’

Kafe box dengan desain segi empat dari baja ringan atau bekas kontainer, sudah jamak ditemukan pada beberapa tempat di Kabupaten Sinjai. Bahkan menjamur. Wirausaha muda satu ini melirik cara lain, yakni berjualan keliling menggunakan Scoter dan menu utamanya juga ‘Scoter’.

Laporan: Zainal Abidin Ridwan

Awalnya penulis mengira Scoter adalah motor Vespa yang dimodifikasi. Ternyata Scoter juga nama menu yang menjadi andalan dari Warkop Geser, warkop yang dikelola Imran, pemuda dari Dusun Mattoangin, Desa Saotengah, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai.

Scoter adalah akronim dari ‘Suka Coffee dan Terang Bulan’. Namun selain Coffee atau kopi, tentu saja ada minuman lain seperti Red Velvet, Green Tea, Thai Tea, Brown Sugar Boba, serta minuman yang paling dicari dan kadang bikin baper muda-mudi pelanggan warkop geser, yakni minuman Air Mata Mantan.

Jika minumannya beragam, tidak demikian halnya dengan makanan. Imran yang juga Ketua Karang Taruna Desa Saotengah, memilih satu makanan tunggal: Terang Bulan. Hanya saja Terang Bulan buatannya terdiri dari beberapa varian rasa seperti adonan Black Forest, Red Velvet, Pandan, Kacang, hingga rasa cokelat silverqueen.

Saat ini warkop Geser milik pemuda kelahiran Sinjai, 7 Agustus 1993 ini lebih banyak berada di samping Puskesmas Lappae, depan Pasar Lappae, Desa Saotengah. Tempat yang strategis menjadi alasan. Terutama saat hari pasar. Selain itu, pemuda yang telah menyelasaikan bangku kuliah ini juga memiliki kios Scoter di Bikeru, Kecamatan Sinjai Selatan.

“Kalau di Pasar Lappae omzetnya rata-rata 200 ribu per hari. Sementara kios yang satu di Bikeru, bisa mencapai 500 ribu per hari. Jika kondisi sudah normal atau wabah korona tidak ada lagi, mungkin akan lebih banyak mobile menggunakan motor scoter,” ungkapnya sembari menunjuk motor Scoter miliknya.

Imran mempekerjakan 6 orang pemuda di desanya. Semua adalah teman sebayanya dan pengurus di Karang Taruna desa. “Semoga usaha kami ini mampu meningkatkan perekonomian di Desa. Ke depan saya akan coba meningkatkan brand usaha dengan mencetak dos terang bulan dan gelas ber-merk usaha warkop geser scoter, karena memang usaha ini baru dirintis pada 12 Agustus 2020″ terangnya.

Di desanya, Imran termasuk pemuda yang kreatif. Bahkan pada sektor pertanian, ia bersama teman-temannya mencoba mengembangkan pupuk organik cair. Dukungan orang tua serta pemerintah desa, ungkapnya, sangat besar dalam proses kreativitasnya dan pemuda di desanya. (*)