Sinjai.Info, Sinjai Utara, — Empat rumah di muara Sungai Tui lingkungan Tekolampe,
Jalan Sam Ratulangi, Kecamatan Sinjai Utara, setiap tahun mengalami penyusutan lahan akibat abrasi.
Abrasi atau pengikisan tanah akibat terjangan air ini, menimpa rumah milik Rahmah, Ambo, Arsyad, dan Namlah. Setiap tahun, sedikitnya mereka harus dua kali membangun toilet dan dapur.
Tak ada bagian dapur dan toilet yang mampu bertahan lama. Semua roboh akibat abrasi. Rahmah misalnya, ini sudah kali keempat ia membangun toilet. Tiga bangunan sebelumnya sudah hilang terbawa arus.
Menurutnya, lahannya yang hilang akibat abrasi sekira 4 meter pada 2020 lalu. “Ini bangunan rumah kami makin menyempit karena toilet kami di belakang selalu roboh,” tambah Idha, anak Rahmah.
Sekarang, beberapa warga di muara Sungai Tui mulai dilanda kekhawatiran kehilangan tempat tinggal. Terlebih saat ini memasuki musim hujan dan cuaca ekstrem.
Wabup Sinjai Temui Kepala BBWS
Persoalan abrasi Sungai Tui di lingkungan Tekolampe, Kecamatan Sinjai Utara merupakan kewenangan Pemprov Sulsel melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jeneberang.
Penanganan abrasi menjadi sesuatu yang mendesak. Jika tak segera dilakukan tindakan, akan menimbulkan korban jiwa. Poin-poin Inilah yang disampaikan Wakil Bupati Sinjai, Andi Kartini Ottong kepada Kepala BBWS di Makassar.
Kartini menemui Kepala BBWS Pompengan-Jeneberang, Adenan Rasyid pada Jumat (22/1/2021) pagi, hanya untuk menyampaikan kecemasan warga akan bahaya abrasi di Sungai Tui.
“Abrasi Sungai Tui perlu penanganan yang cepat, agar abrasi ini bisa dicegah dan tidak menimbulkan korban,” ucap Kartini pada pertemuan tersebut.
Lanjut Kartini, pihak Pemkab Sinjai akan terus berkoordinasi dan bersinergi dengan BBWS Pompengan-Jeneberang untuk kepentingan masyarakat. Saat menerima Wakil Bupati Sinjai, Kepala BBWS didampingi seluruh Satker BBWS Pompengan-Jeneberang.
(agusman/ZAR)