Pemdes Tongke-tongke Budidayakan Kepiting Bakau

Sekretaris Desa Tongke-tongke, Akbar Hijri (baju putih) bersama tamu melihat dari dekat lokasi tambak di Dusun Cempae, di mana budidaya kepiting dikembangkan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Tongke-tongke, Sinjai Timur. (foto: Agusman/sinjaiinfo)
Sekretaris Desa Tongke-tongke, Akbar Hijri (baju putih) bersama tamu melihat dari dekat lokasi tambak di Dusun Cempae, di mana budidaya kepiting dikembangkan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Tongke-tongke, Sinjai Timur. (foto: Agusman/sinjaiinfo)

Sinjai.Info, Sinjai Timur,– Desa Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur, pada masa lalu dikenal dengan Kepiting Bakau-nya. Sebagian besar masyarakatnya membudidayakan kepiting di area hutan mangrove. Namun seiring waktu, terutama saat budidaya rumput laut menjadi tren karena harganya yang tinggi, kegiatan budidaya kepiting mulai ditinggalkan warga setempat. Budidaya kepiting bakau inilah yang kembali coba dibangkitkan oleh Pemerintah Desa Tongke-tongke.

Pada Tahun Anggaran 2021, pemerintah setempat memprioritaskan dana desanya untuk program Padat Karya Tunai Desa (PKTD). Oleh Pemdes Tongke-tongke dibuatlah tambak untuk budidaya kepiting. Pembuatan tambak ini memanfaatkan lahan tidur di Dusun Cempae, serta bermitra dengan masyarakat pemilik tambak.

Luas tambak yang dikelola melalui PKTD memiliki volume 0,72 hektar. Pemdes Tongke-tongke mengalokasikan anggaran sebesar Rp104.405.358,56, sudah termasuk upah tenaga kerja.

Sekretaris Desa Tongke-tongke, Akbar Hijri mengatakan, untuk pengelolaan usaha budidaya kepiting bakau ini sudah dibentuk pengelola yang tugaskan memberikan pakan setiap harinya, dan ada penjaga yang setiap hari memantau lokasi. Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Dengan adanya dana desa ini, kita pekerjakan masyarakat miskin atau masyarakat yang kurang mampu untuk membuat tempat hidup kepiting di tambak, juga mengajak mereka mengelola rumput laut,” ungkap Akbar Hijri, Rabu (10/11/2021) sore.

Akbar menambahkan, sekitar tiga ribu bibit Kepiting Bakau yang disediakan dan bibitnya dibeli dari warga. “Untuk pemeliharaan kepiting ini kurang lebih tiga bulan, karena kita pelihara macam-macam, mulai dari penggemukan dan ada khusus untuk bibit. Insya Allah bulan ini kami akan melakukan panen perdana,” jelasnya.

Ia berharap budidaya kepiting di desanya kembali menggeliat. Jika panen perdana nanti berhasil, bukan tidak mungkin terangnya, pihak desa akan mencari pembeli atau menjalin koneksi kepada para pengusaha restoran atau rumah makan.

(Agusman)