Prakerin di Handayani, Siswa SMK 1 Belajar Bikin Daster

Dua siswa SMKN 1 Sinjai, didampingi para instruktur YPA Handayani Sinjai saat melakukan tahap akhir pembuatan baju, Rabu (8/6) siang (foto: ZAR/sinjaiinfo)
Dua siswa SMKN 1 Sinjai, didampingi para instruktur YPA Handayani Sinjai saat melakukan tahap akhir pembuatan baju, Rabu (8/6) siang (foto: ZAR/sinjaiinfo)

Sinjai.Info, Sinjai Utara,– Dua siswa SMKN 1 Sinjai, Nurul Mawaddah dan Menni Rusada melaksanakan Praktik Kerja Industri (prakerin) di YPA Handayani Sinjai, Jalan Bulu Kunyi, Kecamatan Sinjai Utara. Mereka mendapatkan ilmu tambahan saat Prakerin di lembaga kursus ini.

Di SMKN 1 Sinjai, Nurul Mawaddah dan Menni Rusada, duduk di kelas XII jurusan Tata Busana. Dasar-dasar dan praktik membuat baju atau celana mereka telah dapatkan di sekolah. Namun keduanya mengaku, wawasan tentang Tata Busana makin bertambah saat Prakerin di Handayani.

“Di sini kami pelajari membuat pola, menggunting, dan menjahit. Banyak baju yang sudah kami buat selama prakerin. Ada tiga baju yang selesai, yakni daster, baju mandi, dan baju kerja. Kami juga membuat karya untuk diri sendiri, yaitu kaftan sama talku,” kata Nurul Mawaddah, Rabu (8/6/2022) di ruang praktik YPA Handayani Sinjai.

Senada dengan Nurul, Menni Rusada menambahkan, banyak keuntungan dengan Prakerin di YPA Handayani. Salah satunya bisa membuat baju sendiri. “Saya bisa membuat baju sendiri, dan hanya membutuhkan waktu selama tiga hari untuk menyelesaikan satu baju,” terang Menni Rusada.

Pendidikan kejuruan seperti SMK menjadi pilihan sekolah yang tepat di era globalisasi. Sekolah kejuruan atau vokasi melatih praktikal jauh lebih banyak dibandingkan pendidikan teori. Lulusan vokasi juga lebih banyak dibutuhkan dunia kerja.

Hal ini dijelaskan pimpinan YPA Handayani Sinjai, Irmawati. Menurutnya, dua siswa SMKN 1 Sinjai yang Prakerin di tempatnya sisa dipoles, karena telah mendapatkan dasar-dasar tata busana di sekolahnya.

Ia mengaku instruktur Handayani hanya memantapkan materi teknik pembuatan pola yang agak simpel kepada Nurul dan Menni. Selain itu, teknik-teknik lain dalam hal modifikasi model pakaian juga diberikan.

“Tingkat pemahaman mereka selama Prakerin, dari awal memang masih sangat kurang dalam hal pemahaman materi. Tapi setelah diajarkan oleh instruktur dari YPA Handayani, kebetulan instruktur kami sudah memiliki kompetensi level tiga, anak-anak ini bertambah pengetahuannya khususnya pada teknik modifikasi pakaian yang akan dijahit,” jelas Irmawati.

Di YPA Handayani, Nurul dan Menni didampingi dua instruktur yang berkompeten. Irmawati berharap, peserta Prakerin jika nantinya lulus SMK, sudah siap menghadapi dunia kerja.

“Kalau mereka dibimbing dengan tenaga-tenaga yang ahli dibidangnya, saya yakin bisa tersalur di dunia kerja, Insya Allah. Tapi misalnya, kalau mereka mau menambah ilmunya, biasanya Handayani mendapatkan program dari kementerian berupa program PPK, di mana anak-anak ini bisa belajar lagi untuk meningkatkan keterampilan,” terangnya.

(ZAR)