Sinjai.Info, Pulau Sembilan,– LPPM ITB membantu Nelayan dengan Implementasi Sistem EBT dan gagasan pengembangan kawasan wisata laut di Desa Pulau Padaelo, Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai.
Desa Pulau Padaelo merupakan desa yang berada di dalam wilayah Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Pulau Padaelo memiliki luas 1,8 km2, terletak di bagian barat Kabupaten Sinjal.
Desa ini terdiri dari dua pulau, yaitu Pulau Batanglampe dan Pulau Kodingare. Desa Pulau Padaelo memiliki pemandangan laut di Teluk Bone yang sangat indah sehingga cocok untuk dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata bahari.
Selain itu wilayah ini juga memiliki keanekaragaman hayati laut dengan keindahan bawah laut di sekitar desa yang bisa menjadi daya tarik bagi para penyelam. Hasil laut seperti udang lobster dan rumput laut dapat menjadi andalan yang dapat mendukung pengembangan program wisata laut dan kuliner makanan laut.
Sayangnya masih ada beberapa hambatan yang perlu diatasi dalam pengembangan Desa Pulau Padaelo sebagai destinasi wisata laut, yaitu yang paling utama adalah ketiadaan sumber listrik dari PLN. Desa Pulau Padaelo merupakan kawasan “off grid”, sehingga untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari masyarakat menggunakan genset yang hanya dapat beroperasi selama empat jam, dari pkl 18.00 hingga pkl 22.00.
Dengan kondisi tersebut nelayan setempat tidak dapat menyimpan hasil tangkapan lebih dari satu hari, karena tidak ada sumber energi yang memungkinkan mereka untuk membekukan atau mendinginkan hasil tangkapan laut untuk menjaga kesegarannya.
Masyarakat juga tidak dapat melakukan proses pembibitan rumput laut secara optimal sehingga produktifitas pertanian rumput laut sangat minim. Untuk memenuhi kebutuhan pendinginan ikan selama berada di laut, nelayan Pulau Padaelo biasanya membeli es batu dari kota Sinjai sebelum melaut. Hal ini menjadi beban bagi nelayan karena menambah biaya operasional.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim LPPM ITB yang diketuai Dr. Ir. Lily Tambunan, MT. dan beranggotakan dosen dari Program Studi Arsitektur SAPPK ITB dan Program Studi Teknik Mesin FTMD ITB berinisiatif untuk mengimplementasikan sistem penyediaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bentuk perangkat sistem panel surya untuk mengoperasikan mesin pembuat es batu, pompa air, dan penerangan buatan.
Tim ini bekerja sama dengan pemerintah Desa Pulau Padaelo dan UMKM di bidang panel surya dalam Program Pengabdian Masyarakat skema Bottom-Up di Desa Pulau Padaelo. Pemasangan perangkat sistem panel surya dan mesin produksi es batu di Pulau Kodingare dilakukan pada awal bulan Agustus 2023 lalu. Perangkat yang telah terpasang selama lebih dari 3 bulan tersebut saat ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat dan nelayan yang tinggal di Pulau Kodingare dan pulau-pulau sekitarnya.
Dengan adanya mesin tersebut nelayan tidak perlu lagi jauh-jauh membeli es batu ke kota Sinjai. Selain itu hasil produksi es batu dijual ke pedagang minuman dingin di Pulau Kodingare. Produksi dan penjualan es batu serta pemeliharaan alat dikelola oleh Bumdes Desa Pulau Padaelo dan anggota masyarakat yang ditunjuk oleh Kepala Desa Pulau Padaelo. Hasil penjualan es batu diharapkan nantinya juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha produksi es batu dengan skala yang lebih besar.
Dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat khususnya pada peningkatan ekonomi masyarkat, karena dapat menjual ikan segar dalam waktu yang lebih lama, ikan-ikan yang diperoleh dari hasil penangkapan nelayan dapat dijual dalam kondisi segar karena dapat dibekukan setelah ditangkap. Selain itu kegiatan pariwisata dapat didukung oleh pariwisata kuliner bahari, dimana ikan hasil tangkapan dapat bertahan cukup dalam dengan adanya es yang dihasilkan oleh pembekuan dengan sumber daya pembangkit tenaga surya.
Selain itu, tim LPPM ITB juga melihat potensi wisata Desa Pulau Padaelo yang sangat besar. Karena itu tim ini juga mendesain gagasan pengembangan kawasan dermaga dan tepi pantai Desa Pulau Padaelo untuk aktifitas wisata dan kuliner laut serta aktifitas pengelolaan rumput laut.
Gagasan penataan kawasan dermaga tersebut telah menginspirasi pemerintah setempat untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur jembatan akses ke Kantor Desa Pulau Padaelo, yang terletak di lepas pantai Desa Pulau Padaelo yang sudah cukup lama tertunda.
Kepala Desa Pulau Padaelo, Syajaruddin, sangat bersyukur dan berterima kasih atas dipilihnya Desa Pulau Padaelo sebagai lokasi pengembangan sistem energi terbarukan dan adanya mesin produksi es batu dengan sumber energi dari PLTS.
“Alhamdulillah alat ini sudah sangat kami rasakan dampaknya. Biasanya kami kesulitan ketika kami butuh es untuk konsumsi keluarga dan para pedagang yang jualan es juga termasuk untuk mengawetkan hasil tangkapan, tapi kini akhirnya ada solusi, tidak perlu menunggu pesanan lagi dari kota Sinjai yang membutuhkan waktu yang lama dan harganya jauh lebih mahal. Dengan adanya PLTS kami juga tidak perlu mengeluarkan biaya listrik” kata Kepala Desa Pulau Padaelo.
Ditambahkan oleh Syajar, bahwa PLTS yang terpasang selain untuk menjalankan mesin es batu juga untuk penerangan, menjalankan kipas angin, dan untuk mengisi baterei HP. Beberapa waktu lalu Camat Pulau Sembilan juga menyempatkan untuk melihat sistem ini dalam kunjungan kerjanya ke Desa Pulau Padaelo.
“Kami berharap semoga ke depan ITB bisa terus bekerja sama dengan kami dan menjadikan Desa Pulau Padaelo sebagai desa binaan sehingga desa kami yang tertinggal dapat menjadi desa mandiri” pungkas Syajaruddin. (adv)