Tari Perjanjian Topekkong Jadi Pembuka Acara Puncak HJS

Tari Perjanjian Topekkong menjadi pembuka acara di Hari Jadi Sinjai ke-460 tahun 2024. (Agusman/sinjaiinfo)

Sinjai.Info, Sinjai Utara,– Puncak acara Hari Jadi Sinjai (HJS) yang ke-460 di halaman Rujab Bupati Sinjai dimulai, diawali dengan tarian massal Perjanjian Topekkong, Selasa (27/2/2024) Pkl. 09.45 Wita.

Para penari Tarian Perjanjian Topekkong ini melibatkan siswa/siswi dari beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Sinjai

Tarian Perjanjian Topekkong ini menceritakan tentang adanya konflik antara kerajaan Gowa dan Bone. Gowa mengklaim bahwa Raja Bone telah mencaplok sebagian daerah kekuasaan Kerajaan Gowa yaitu Sinjai dan Raja.

Raja Gowa X yang berkuasa kala itu bernama I MANRIO GAUK DAENG BONTO KARAENG LAKIUNG TUNIPALLANGGA ULAWENG (Tunipalangga) dengan bantuan Luwu, Soppeng, Wajo dan Sidrap menyerang Bone.

Perang berkecamuk di daerah Cellu (Cellu adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone. Peyerangan pertama itu membuat Raja Gowa Tunipalangga terluka dan dipaksa mundur ke Gowa.

Kemudian Gowa kembali menyerang Bone yang keduakalinya, namun perang hanya berlangsung selama 7 hari karena sakit Raja Gowa Tunipalangga tidak bisa disembuhkan di medan perang.

Selang proses penyembuhan sakit dari Tunipalangga, Raja-Raja Sinjai seperti Raja Tondong, Arung Lamatti, Arung Bulo-Bulo yang tergolong dalam kerajaan Tellulimpoe mengambil kesempatan untuk memediasi perdamaian antara Gowa dan Bone.

Mereka mengundang Raja Bone yang dihadiri oleh La Tenri Rawe Bongkange yang didampingi oleh Penasihat Kerajaan Kajao Laliddong.

Sementara itu dari Kerajaan Gowa yang dihadiri oleh Raja Gowa I Mangerrangi Daeng Mammeta Karaeng Bontolangkasa. Akhirnya kedua kerajaan sepakat untuk berdamai dan menghasilkan 3 (tiga) isi perjanjian yang disebut dengan Perjanjian Topekkong.

(Rezky Amalia/Agusman)