Bersama Dandim, Pj. Bupati Sinjai Berziarah ke Makam Penganjur Islam di Bontopale

Pj. Bupati Sinjai T.R. Fahsul Falah (kiri) bersama Dandim 1424, saat berada di kompleks pemakaman Syaikh Ibrahim di Bontopale Sinjai Timur. (Dok/Taufik)
Pj. Bupati Sinjai T.R. Fahsul Falah (kiri) bersama Dandim 1424, saat berada di kompleks pemakaman Syaikh Ibrahim di Bontopale Sinjai Timur. (Dok/Taufik)

Sinjai.Info, Sinjai Timur,– Penjabat Bupati Sinjai T.R. Fahsul Falah menunjukkan kepeduliannya terhadap situs bersejarah yang ada di Kabupaten Sinjai, baik situs yang menjadi aset daerah maupun situs yang sudah dalam pengawasan Kemendikbud Ristek.

Setelah merehabilitasi Situs Perjanjian Topekkong di Kecamatan Sinjai Utara, TR, sapaan akrab Pj. Bupati Sinjai kembali mengunjungi kompleks pemakaman Al Syaikh Ibrahim Barat Al Haq Khutbah Bulo-bulo di lingkungan Bontopale, Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur. Kunjungan dilakukan sehari menjelang puasa Ramadan.

Makam Syaikh Ibrahim di Bontopale termasuk situs yang sudah dikelola Kemendikbud Ristek melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX. Pj. Bupati Sinjai mengunjungi situs ini bersama Dandim 1424 Sinjai, Letkol Arm Dian Akhmad.

“Selain melihat kondisi situs ini, kami juga berziarah ke makam Syaikh Ibrahim yang merupakan salah satu penganjur agama Islam di Kabupaten Sinjai. Kompleks pemakaman ini harus dijaga agar anak-anak kita paham akan sejarah penyebaran agama Islam,” kata Pj. Bupati Sinjai.

Tentang Syaikh Ibrahim

Penyebaran Agama Islam di Bontopale berdasarkan tradisi lisan warga setempat dimulai sejak berdirinya masjid pertama di Mangarabombang Sinjai Timur (dulu Bulo-bulo Timur) pada tahun 1613.

Menurut Puang Massenge, tokoh masyarakat yang juga Imam Masjid Istiqlal Bontopale, penganjur Islam di Bontopale adalah Tuan Sengngo yang memiliki nama lengkap Syaikh
Ibrahim. Diperkirakan Syaikh Ibrahim bermukim di Bontopale dan
menyebarkan Agama Islam pada tahun 1620.

Syaikh Ibrahim menyebarkan agama Islam atas seizin Raja Bulo-bulo. Syaikh Ibrahim tiba di Bontopale melalui jalur laut,

yakni di pesisir Pantai Pangasa. Saat menyebarkan agama Islam, Syaikh Ibrahim Rahmat dibantu seoranga hli agama berjuluk guru Cambang.

Tradisi lisan masyarakat di Bontopale menyebutkan, Syaikh Ibrahim memiliki kemampuan yang kadang di luar

jangkauan nalar manusia, seperti kemampuannya menyeberangi lautan dengan hanya berpijak pada sebuah batu.

Di dekat makam Syaikh Ibrahim ini juga terdapat sumur yang airnya tidak pernah kering. Konon air sumur ini digunakan Syaikh Ibrahim untuk berwudu. Sumur Tuang Sengngo, demikian masyarakat menyebutnya, kini menjadi salah satu sumber air bersih warga Bontopale. (ZAR)