Sinjai.Info, Sinjai Tengah,– Pemerintah Desa (pemdes) Saotanre, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai adalah desa yang masih konsisten melaksanakan program-program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat atau PATBM.
Koordinasi dan kerjasama yang baik antara pemerintah Desa dengan pengurus PATBM adalah kunci sukses pelaksanaan program. Salah satu indikator kesuksesannya adalah turunnya angka perkawinan anak, di mana Pemdes Saotanre yang dipimpin Kepala Desa Sulaeman, sangat selektif untuk urusan pemberian dispensasi nikah untuk usia anak.
“Ini merupakan salah satu program utama kami di Desa Saotanre dalam hal menekan perkawinan anak, dan ini tidak lepas dari konsistensi pengurus PATBM Desa Saotanre untuk melakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat” ucap Sulaeman, Sabtu (3/8/2024).
Sulaeman menambahkan, Pemdes Saotanre sudah sejak lama peduli dengan hal-hal yang berkaitan dengan anak, buktinya sejak tahun 2020 dibuat program BUDESA atau Bulan Desa Sehat.
“Kemudian dari program tersebut terbit lagi program KIBBLA atau Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak. Program ini bentuk kepedulian pemerintah desa dalam hal penanganan anak stunting dan pernikahan anak,” tambahnya.
Sementara itu Ketua PATBM Baharuddin menyampaikan program PATBM dalam hal mencegah perkawinan anak di Desa Saotanre sudah berjalan sejak tahun 2022 hingga saat ini.
“Program pencegahan perkawinan anak ini sudah menjadi perhatian serius bagi kami sejak tahun 2022. Saat ini kami tetap konsisten karena ini memang merupakan hal yang sangat butuh perhatian serius untuk bisa dipahamkan kepada masyarakat,” jelas Baharuddin.
Keberhasilan Pemdes Saotanre dan PATBM menjalankan inovasi ini menarik perhatian berbagai pihak, salah satunya Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3A P2KB) Provinsi Sulawesi Selatan, Hj. Andi Mirna.
Kadis P3AP2KB Sulsel pun berkunjung di Desa Saotanre, Jumat kemarin untuk melakukan koordinasi dengan Pemdes Saotanre dan pengurus PATBM.
Andi Mirna menyampaikan apresiasi langkah tegas yang dilakukan oleh Pemdes Saotanre dan PATBM Saotanre karena mampu menekan angka perkawinan anak di Saotanre.
“Ini perlu diapresiasi langkah tegas yang dilakukan oleh Pemdes dan PATBM selaku lembaga yang membantu program DP3A P2KB dalam menekan angka perkawinan anak yang tahun di 2023 masih terhitung tinggi di Kabupaten Sinjai,”ungkapnya.
Mirna juga menyampaikan pentingnya forum anak di Desa Saotanre segera dibentuk sebagai upaya memberikan ruang untuk anak mengimplementasikan kreativitasnya. (ZAR)