Sinjai.Info, Sinjai Utara, — Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Indonesia menurunkan ratusan relawan Pemilu untuk memantau proses kampanye, hari pencoblosan dan proses penghitungan suara.
Menjelang hari H pencoblosan KOPEL menambah jumlah relawan untuk beberapa daerah di Sulsel, Bogor dan DKI Jakarta. Sebelumnya KOPEL telah membuka penerimaan relawan secara terbuka untuk Daerah Sulsel dan Jawa Barat.
Untuk pemantauan, KOPEL akan Fokus terhadap daerah-daerah yang dipandang tingkat kerawanan adanya praktik hitam. Apa saja praktik hitam itu, Herman dari KOPEL indonesia menjelaskan beberapa yang sangat krusial adalah praktik penyalahgunaan kekuasaan di mana disitu penggunaan fasilitas negara, mobilisasi ASN dan intimidasi.
“Hal ini akan merusak birokrasi dan merendahkan hak asasi masyarakat karena kepentingan sesaat. Praktik ini sangat berpotensi terjadi pada daerah-daerah yang kebetulan adalah pucuk pimpinan di daerah tersebut menjadi pengurus Parpol,” urai Herman, melalui rilisnya, Sabtu (6/4/2019).
“Terutama pada daerah di mana gubernur dan atau bupatinya memiliki hubungan pertalian keluarga dekat dengan caleg seperti Istrinya, anaknya, sepupunya atau bahkan saudaranya,” tambahnya.
Dalam catatan KOPEL, praktik tersebut sudah kelihatan nyata. Bahkan ditemukan ada salah satu kepala daerah di Sulsel aktif berkeliling kampanye bersama istrinya dengan pengawalan aparat. Bahkan ada juga sudah mulai menekan dan mengintimidasi ASN dan aparat desa untuk memilih dan berkampanye untuk keluarganya.
KOPEL juga akan fokus pada pemantauan praktik politik uang langsung. Untuk hal ini KOPEL akan memanfaatkan data kerawanan Pemilu yang dikeluarkan oleh Bawaslu RI. Juga akan akan menggunakan data informasi daerah rawan politik dalam Pilkada sebelumnya.
“Hasil-hasil temuan pemantauan ini akan ditindaklanjuti KOPEL ke Bawaslu dan akan dilakukan pengawalan hingga ada sanksi. Sebelumnya Bawaslu RI telah mengeluarkan sertifikat pemantau Pemilu resmi untuk KOPEL pada Pemilu 2019 ini untuk mengawal Pemilu Berintegritas yang bersih dari politisi korup dan politisi Cumi,” pungkasnya. (adv)