IMM Sinjai; HAKORDIA Jangan Sekadar Seremoni Tahunan

FOTO: Ketua IMM Sinjai, Ardianti.

Sinjai.info, Sinjai Utara,– Pada momentum peringatan Hari Antikorupsi tahun ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sinjai menegaskan kembali komitmen moral dan keberpihakannya terhadap cita-cita Indonesia yang bersih dari praktik koruptif.

Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi harus menjadi pengingat bahwa korupsi masih menjadi ancaman serius, bahkan hingga ke level daerah, termasuk Kabupaten Sinjai.

Dalam beberapa tahun terakhir, publik Sinjai disuguhi berbagai dinamika penanganan kasus korupsi yang menggambarkan betapa krusialnya pengawasan, transparansi, dan integritas di tubuh pemerintahan daerah. Salah satu kasus yang menjadi perhatian adalah dugaan penyelewengan dana Koperasi Pegawai RI Kesehatan Sinjai untuk Tahun Anggaran 2016–2021, yang proses hukumnya telah dihentikan pada Januari 2025.

Penghentian ini tentu menimbulkan pertanyaan dan kegelisahan publik. IMM menilai bahwa transparansi atas alasan penghentian dan akuntabilitas prosesnya sangat penting agar tidak menimbulkan ruang spekulasi yang melemahkan kepercayaan masyarakat.

Di sisi lain, penanganan kasus dugaan penyimpangan pada proyek Instalasi Pengelolaan Limbah Cair (IPAL) Dinas Kesehatan TA 2016 yang hingga kini masih berada pada tahap penyelidikan, menunjukkan bahwa upaya pengungkapan dugaan penyimpangan di sektor layanan publik masih berjalan lambat. IMM mendorong agar penyelidikan dilakukan secara profesional, independen, dan terbuka demi memastikan tidak ada potensi kerugian negara yang dibiarkan tanpa kejelasan.

Tidak kalah penting, perhatian publik juga tertuju pada dugaan penyalahgunaan dana hibah untuk PDAM Tirta Sinjai Bersatu TA 2023, yang telah naik ke tahap penyidikan pada Juni 2025. Kenaikan status ini menjadi sinyal bahwa penegak hukum menemukan indikasi awal yang cukup kuat, dan IMM menekankan pentingnya memastikan bahwa proses penyidikan berlangsung tanpa intervensi maupun tekanan dari pihak mana pun.

Momentum Hari Antikorupsi harus menjadi ruang refleksi bahwa korupsi bukan hanya persoalan hukum, tetapi persoalan moral, kepemimpinan, dan keberanian institusi publik untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. IMM Sinjai mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda untuk mengambil peran dalam mengawasi setiap kebijakan, anggaran, dan proyek publik di daerah.

Ardianti selaku ketua umum IMM Sinjai menegaskan bahwa Sinjai mampu bergerak menuju tata kelola pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel. Namun itu hanya akan terjadi jika penegakan hukum berjalan tegas, prosesnya terbuka, dan masyarakat berani menolak segala bentuk penyimpangan.

Hari Antikorupsi ungkapnya, bukan sekadar mengingatkan pada bahaya korupsi, tetapi mengajak untuk bertindak dan memastikan masa depan Sinjai yang lebih bersih dan berintegritas.

(Agusman)