Sinjai Utara, sinjai.info,- Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia, menilai anggota DPRD Sinjai masih sangat lemah dalam menjalankan fungsi pengawasannya. Salah satunya mengawasi kinerja Dinas Kesehatan Kab. Sinjai.
Hal ini terkait adanya keluhan warga dan aparat desa di Desa Mattunrung Tellue, Kec. Sinjai Tengah, yang menilai Puskesmas setempat tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi yang dialami salah satu keluarga pasien yang anaknya meninggal.
Masra Nurhidayah (7), adalah nama bocah yang meninggal setelah menjalani perawatan di puskesmas Lappadata, Sinjai Tengah, baru-baru ini. Hanya saja ketika jasadnya hendak dipulangkan ke rumahnya di dusun Bontopenno, pihak puskesmas diduga meminta biaya transportasi mobil puskesmas sebesar Rp800 ribu.
Karena tidak sanggup membayar biaya yang diminta, akhirnya atas bantuan salah satu aparat desa, jasad Masra diangkut menggunakan motor ke rumahnya yang jaraknya lumayan jauh dari puskesmas. “Anggaran Dinas Kesehatan cukup besar, yakni Rp175 milyar, tapi sayangnya dana tersebut tidak mampu dimanfaatkan maksimal untuk kepentingan rakyat” kata, Musaddaq, Divisi Advokasi KOPEL Indonesia.
Kepada sinjai info, Musaddaq, juga meminta agar visi terdepan dalam pelayanan publik yang selalu digaungkan oleh pemerintah daerah, jangan hanya lips service tanpa implementasi yang jelas. “Potret buram sektor pelayanan publik dan kesehatan kita, bukan kali pertama ini terjadi. Sebelumnya juga ditemukan kasus gizi buruk di Kec. Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sekali lagi, DPRD tidak boleh lemah dalam melakukan pengawasan” beber, Musaddaq. (ZAR)