Sinjai.Info, Sinjai Utara,– Kinerja manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sinjai belum sesuai harapan sebagian besar masyarakat Kabupaten Sinjai. Terutama pada aspek distribusi air bersih ke pelanggan. Meski ini adalah kesimpulan dini, namun hasil tracking dan tracing data pada berita online Sinjai Info memperkuat asumsi tersebut.
Sepanjang tahun 2022, karyawan PDAM Sinjai harus berjibaku dengan masalah kebocoran pipa sebanyak 10 kali. Laporan kerusakan jaringan pipa PDAM ini dimulai pada Mei dengan dua kali laporan, bulan Juni dan Juli dengan sekali laporan, bulan Agustus dua laporan, dan bulan September hingga Desember masing-masing satu laporan kerusakan.
Dari setiap laporan kerusakan pipa tersebut, berdasarkan tracking data, durasi waktu perbaikan yang dibutuhkan karyawan PDAM Sinjai rata-rata 7,6 hari. Itu artinya, sebagian besar masyarakat Sinjai khususnya yang menggunakan sumber air bersih dari Sungai Balantieng tidak merasakan distribusi air selama sepekan.
Nilai rata-rata tersebut diambil dari tracing data. Misalnya pada bulan Mei, PDAM Sinjai butuh waktu 12 hari untuk perbaikan pipa, bulan Juli 2 hari, Agustus 17 hari, September 3 hari, Oktober 5 hari, November 4 hari, dan Desember 10 hari.
Saat berita ini dibuat, proses perbaikan pipa bocor oleh PDAM Sinjai masih berlangsung. Sejak menggunakan sistem gravitasi untuk mengalirkan air bersih dari Sungai Balantieng, perusahaan ‘plat merah’ yang dipimpin Nasrullah Mustamin ini kerap kali menghadapi masalah pipa bocor.
Untuk distribusi air bersih dari sumber air baku Sungai Tangka juga belum bisa maksimal, khususnya pada bulan Desember saat cuaca ekstrem terjadi. Tingkat kekeruhan air dari Sungai Tangka menjadi pemicu.
(ZAR)