Sinjai.Info, Jember,– Kabupaten Sinjai merupakan salah satu kabupaten yang menjadi sentra pengembangan produksi tembakau di Provinsi Sulawesi Selatan.
Luas lahan tembakau di Kabupaten Sinjai 1.082 hektar, dengan jumlah produksi 991 ton per tahun. Ada dua jenis tembakau yang selama ini dikembangkan di Kabupaten Sinjai, yakni tembakau jenis ‘Pance’ dan ‘Bondeng’.
Lokasi budidaya tembakau jenis ini terpusat di Kecamatan Sinjai Borong dan Kecamatan Sinjai Barat. Dua kecamatan ini berada di kaki Gunung Lompobattang dan Gunung Bawakaraeng, yang menjadikan tembakau Sinjai memiliki rasa dan karakter yang berbeda dengan tembakau yang ditanam pada ketinggian di bawah 1000 mdpl.
Namun luas area dan kekhasan tembakau dari Sinjai tidak paralel dengan peningkatan kesejahteraan para petani tembakau. Pasalnya belum ada pabrik tembakau di Sinjai yang memproduksi rokok dan cerutu, seperti halnya daerah lain di Sulawesi Selatan dan Pulau Jawa.
Selama ini tembakau Sinjai hanya dibeli pengusaha dari luar, lalu diproduksi menjadi rokok dan tidak ada nama Sinjai pada kemasan ketika rokok-rokok tersebut dijual di pasaran. Memang di Sinjai ada beberapa kelompok yang memproduksi rokok namun itu skalanya hanya industri rumah tangga.
Kondisi inilah yang mengundang kegelisahan Pj. Bupati Sinjai, T.R. Fahsul Falah. Sinjai ungkapnya adalah penghasil tembakau berkualitas namun tidak ada pabrik yang bisa menyerap tenaga kerja yang banyak, dan pasar yang luas yang berefek pada meningkatnya kesejahteraan para petani dan warga Sinjai.
Akhirnya pada akhir Desember 2023 ia meminta Dinas Perindag Sinjai mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas untuk 25 pelaku industri rumahan rokok. Kegiatan ini dikerjasamakan dengan Disperindag Sulsel.
Kemudian pada Sabtu (27/4/2024), T.R. Fahsul Falah mengunjungi pabrik cerutu Boss Image Nusantara (BIN) di Jl. Brawijaya No. 5B Jubung, Sukorambi, Kabupaten Jember. Ia ingin melihat dari dekat proses membuat cerutu, tenaga kerja yang terserap, dan bagaimana kiat perusahaan ini sehingga bisa memproduksi cerutu berkelas internasional.
Di tempat ini, TR, sapaannya, menjajaki kerjasama pemanfaatan tembakau Sinjai untuk bahan baku cerutu yang diproduksi PT. BIN atau BIN Cigar. Saat ini perusahaan BIN Cigar memproduksi tiga jenis cerutu, yakni light taste, medium taste, full taste.
“Insha Allah tahap pertama akan dilakukan pengiriman tembakau Sinjai untuk selanjutnya dipadukan dengan tembakau Cuba yang ada di BIN Cigar. Tahap selanjutnya baru kita buat pabrik di Sinjai setelah market terbentuk untuk cerutu Sinjai,” tulis Pj. Bupati mengungkapkan niatnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sinjai melalui pembangunan pabrik cerutu.
Di BIN Cigar ini, TR melihat salah satu rahasia kekhasan cerutu produksi BIN Cigar, yakni pada tahap prosesing. BIN Cigar tidak memakai teknologi saat proses menggulung atau melinting tembakau menjadi cerutu. Semua proses dilakukan oleh tangan manusia.
“Makanya di sini ada penyerapan tenaga kerja karena untuk melinting tembakau dilakukan oleh tangan manusia,” terangnya.
Pada setiap kesempatan, Pj. Bupati Sinjai kerap menyebut industri tembakau perlu dioptimalkan karena salah satu motor penggerak ekonomi daerah. Ia berharap desa-desa penghasil tembakau salah satunya Desa Batu Belerang Kecamatan Sinjai Borong bisa berkembang pesat, manakala pabrik cerutu ada di Sinjai. (ZAR)