Warung kopi atau Warkop bukan sekadar tempat nongkrong sembari menyeruput Kopi atau Teh. Warkop juga menjadi sarana untuk belajar kearifan lokal.
Laporan: Awaluddin
Setiap warung kopi atau sejenisnya memiliki ciri khas tersendri dalam menarik pengunjungnya, baik melalui menu yang disajikan maupun suasana yang ditampilkan. Salah satu Warkop -lebih tepatnya disebut kedai– yang memiliki ciri khasnya tersendiri adalah Kedai Lego-lego. Kedai ini beralamat di Jalan Persatuan Raya No. 141, Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
Kedai Lego-Lego didirikan Ade Irawan. Pria kelahiran Sinjai, 11 Desember 1978 ini mendirikan kedainya pada 27 Juni 2020. Belum genap setahun.
Konsep kedai yang ia usung adalah perpaduan gaya tradisional dan klasik sehingga memberikan nuansa baru bagi pengunjungnya. Ditemui pada Selasa, (9/2/2021) siang, Ade Irawan menjelaskan asal mula mendirikan Kedai Lego-lego yang beranjak dari kegemarannya meracik kopi hingga berinisiatif mendirikan sebuah kedai.
“Sebelumnya saya tinggal di Palopo bekerja di salahsatu Bank, dan memiliki hobi terhadap motor gede dan meracik kopi. Tapi ketika kembali ke kampung halaman di Sinjai, saya kepikiran untuk membuat usaha warung kopi yang berbeda dari warkop pada umumnya” ungkapnya membuka pembicaraan.
Ade menyampaikan bahwa hal yang pertama ia pikirkan sebelum merintis usaha adalah konsep, karena yang akan disajikan nantinya harus menarik dan matang demi mengetahui biaya yang akan dikeluarkan.
“Setelah saya rancang dengan matang konsep dan kisaran biaya yang dibutuhkan, saya rela menjual motor gede saya sebagai modal awal dalam memulai usaha” ucapnya mengenang, termasuk saat harus menjual motor kebanggaannya yang kerap kali menemaninya tur keliling kota.
Nama Lego-lego dipilih menjadi nama kedainya karena terinspirasi saat ia membuat lego-lego di samping rumah, saat masih bertugas di Kota Palopo. Selain itu tambahnya, juga memiliki nilai filosofis tersendiri. Seperti suku Bugis yang menjadikan Lego-lego atau beranda sebagai
tempat menerima tamu yang datang untuk sekadar berkumpul bersama, bersosialisasi, dan bersenda gurau.
“Lego-lego mengajarkan kita tentang konsep kebersamaan. Melalui Lego-lego, orang-orang Bugis membicarakan banyak hal dalam hidup dan segala aspek, serta bagaimana cara mengatasinya. Di kampung-kampung, Lego-lego tak pernah sepi. Ada banyak bahasa dan cerita yang terahim di sana. Walau kini banyak rumah panggung yang telah bertransformasi menjadi rumah batu dan karenanya lego-lego tidak lagi sama dengan yang dulu,” terangnya.
Padukan Berbagai Ornamen
Selain memiliki nama yang unik, Kedai Lego-lego juga menampilkan susasana yang damai, sejuk dan asri. Hal ini terlihat dari sejumlah dekorasi dan ornemen yang terpampang. Beberapa masih menggunakan bahan tradisional seperti Bambu besar atau Fettung yang kokoh berdiri dijadikan sebagai tiang untuk menahan atap dan penghubung dari satu balok ke- balok lainnya.
Selain itu, juga terdapat beberapa benda klasik yang turut menghiasi sejumlah bagian Kedai Lego- lego seperti sepeda Onthel yang tergantung, Pelita dari bambu, Lampu Petromak, Mesin Tik Jadul, Kaset Pita, hingga foto-foto aktivitas orang Bugis di masa lalu.
Ade mengaku kalau ini momentum bagi anak-anak muda dalam mengenal kearifan lokal daerah, serta menjaga benda-benda klasik yang sering digunakan orang terdahulu.
“Suatu kesyukuran bagi saya selain dapat membantu saya dalam menarik pengunjung, juga memberikan kontribusi kepada pemuda yang berkunjung agar mengenal budayanya yang masih ada serta mampu menjaga kearifan lokalnya,” harapnya.
Selain tampilan interior dan eksterior, kearifan lokal lain yang disuguhkan Kedai Lego-lego adalah Kopi khas Sinjai. Kedai ini menyajikan minuman dengan varian rasa, namun khusus Kopi lebih banyak menggunakan Kopi Manipi, Kopi dari pegunungan Sinjai Barat.
Pengunjung yang pertama kali datang ke Lego-lego, dijamin akan berkunjung kali berikutnya. Hal ini seperti yang diakui Rama, salah satu pengunjung. Ia mengaku tidak bosan karena situasi dan kondisi yang diberikan membuatnya nyaman.
“Saya kesini bukan karena menu yang di sajikan menarik, karena bisa saja kita temukan di tempat lain. Tapi karena lokasi yang sejuk dan damai sehingga saya bisa betah berkunjung kembali” pujinya.
“Sebagi motivasi terhadap rekan di luar sana yang sedang menjalani usahanya maupun yang baru memulai, semua tempat memiliki nilai dan kesan bagi pengunjungnya. Selama kita berikhtiar dan berusaha yakin akan ada hikmah yang diperoleh nantinya,” ucap Ade Irawan menutup pembicaraan. (*)