Manajer Program Dompet Dhuafa Kenalkan Teknik PRA untuk Memetakan Potensi Desa di Sinjai Barat

Beberapa aparat desa di Sinjai Barat berlatih memetakan potensi desa menggunakan teknik PRA. Pelatihan bertempat di Rumah Olah Kopi Desa Arabika. (Dok/Ramly)
Beberapa aparat desa di Sinjai Barat berlatih memetakan potensi desa menggunakan teknik PRA. Pelatihan bertempat di Rumah Olah Kopi Desa Arabika. (Dok/Ramly)

Sinjai.Info, Sinjai Barat,– Participatory Rural Appraisal (PRA) atau pemahaman partisipatif kondisi pedesaan adalah pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah di desa, dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan di desa secara nyata.

Penggunaan metode ini memungkinkan masyarakat untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupannya, serta membuat rencana dan tindakan nyata.

Pendekatan dan metode PRA inilah yang dikenalkan Nurwana, seorang praktisi pemberdayaan desa dari sekolah pemberdayaan desa, saat menjadi fasilitator pelatihan pemetaan potensi desa menggunakan teknik PRA di Rumah Olah Kopi Sinjai Dusun Idaman, Desa Arabika, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Senin (8/7/2024) pagi.

Pelatihan ini diadakan oleh tim Kawasan Madaya Dompet Dhuafa. Selain sebagai praktisi pemberdayaan desa, Nurwana juga Manajer program di Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan.

Beberapa prinsip dasar yang dipaparkan Nurwana menggunakan metode PRA antar lain saling belajar dan berbagi pengalaman, keterlibatan semua anggota kelompok dan informasi, orang luar sebagai fasilitator, konsep triangulasi, serta optimalisasi hasil, orientasi praktis dan keberlanjutan program.

“Kami melihat, Sinjai adalah sebuah daerah yang sangat subur dengan berbagai kekayaan potensi daerahnya. Hadirnya Dompet Dhuafa di sini, kami berharap, dapat membantu pemerintah dan masyarakat untuk memetakan potensi ini, dan bersama-sama menggarapnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Nurwana.

Dalam materinya, Nurwana menyampaikan bagaimana kemudahan dalam sebuah penyusunan program dengan menggunakan beberapa alat, yaitu pemetaan desa, kalender musim, diagram venn (bagan hubungan kelembagaan), sejarah desa, diagram alur, dan analisa penggunaan waktu pada sebuah program.

“Output yang diharapkan dari pelatihan PRA ini adalah kajian keadaan pedesaan, dengan gambaran tentang potensi sumber daya alam yang dimiliki, potensi sosial masyarakat, potensi ekonomi masyarakat, potensi lembaga dan kelompok kegiatan, masalah-masalah masyarakat, prioritas dan penyebab masalah, serta peluang-peluang pengembangan,” tuturnya.

Peserta pelatihan tampak antusias mengikuti pelatihan, dengan banyak berdiskusi dan sharing bersama peserta dan fasilitator.

“Alhamdulillah, terima kasih sudah mengajak kami untuk menjadi peserta dalam pelatihan PRA ini. Tugas kami di desa, memang harus tau memetakan potensi wilayah kami, pelatihan ini sangat kami perlukan di desa” kata Rizal, Kepala Dusun Rumpala Desa Botolempangan, Kecamatan Sinjai Barat.

Pelatihan PRA akan digelar selama dua hari. Hari pertama, peserta diberikan materi tentang pemetaan potensi desa, sementara hari kedua, fasilitator akan mengajak peserta untuk turun ke lapangan, transek desa, memetakan langsung berbagai potensi desa sebelum membuat program di desa.

Pelatihan diikuti oleh puluhan peserta, mereka diantaranya berasal dari perangat desa seperti Kepala Desa Arabika, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda dari beberapa desa di sekitar Desa Arabika. (Adv)