Cabang olahraga (Cabor) Dayung masih menjadi Cabor andalan bagi Indonesia pada setiap even atau kejuaraan berskala regional dan internasional. Raihan medali selalu ada dari cabang ini, dari masa ke masa. Dan gudang atlet dayung di Indonesia berada di Sulawesi Selatan. Salah satunya di Kabupaten Sinjai.
Laporan: Zainal Abidin Ridwan
Foto: Agusman
“Jika terjatuh, bangkit lagi. Yakinlah kamu akan sukses”. Adagium ini diungkapkan Anita Aryani, mantan atlet dayung Kabupaten Sinjai yang pernah berlaga di ajang Sea Games Vietnam, 2003 silam. Penulis berkesempatan menemuinya pada Kamis, 9 September 2021 di kediamannya, di BTN Lappa Mas 1 Blok N3 Nomor 27 Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara .
Anita Aryani baru saja menuntaskan urusan dapur saat penulis bersama Ketua Harian Perwosi Sinjai, Hj. Mas Ati menyambangi kediamannya. Kami disambut suami Anita yang bernama Sahlan. Suami Anita adalah anggota TNI yang bertugas di Kodim 1424 Sinjai. Sahlan juga adalah mantan atlet dayung Sulawesi Selatan di PON Kalimantan Timur tahun 2008.
Anita, perempuan kelahiran Buton, 16 Desember 1986 ini tak banyak membahas soal peringatan Hari Olahraga Nasional atau Haornas, meski kami menjelaskan maksud kedatangan kami terkait perayaan tersebut. Ia memilih dengan penuh semangat, menjelaskan alasannya tertarik pada olahraga Dayung.
Masa kecil Anita lebih banyak di Buton, Sulawesi Tenggara. Di kampungnya, ia akrab dengan laut dan perahu. Bahkan berenang dan main perahu kayu menjadi aktivitas biasa baginya. Kondisi geografis yang sama ia temukan saat merantau ke Sinjai bersama keluarga. Tak sulit ia beradaptasi.
Ketertarikannya pada dayung berawal saat ia melihat beberapa atlet dayung Sinjai berlatih di muara Sungai Tangka, tepatnya di dekat Tempat Pendaratan Ikan (TPI), Kelurahan Lappa. Seketika, perempuan dengan tinggi sedang ini menemui Ruslan Abd. Gani, pelatih dayung Sinjai yang saat itu berada di bibir sungai memberi instruksi.
“Saat itu sekitar tahun 2002. Saya berani saja menemui pak Ruslan Abd. Gani, dan menyampaikan keinginan saya menjadi atlet dayung. Pak Gani mengiyakan. Tapi saya kaget karena perahu yang digunakan lain-lain. Saya kira sama dengan perahu kayu yang sering saya pakai saat di kampung. Tapi biarlah. Saya coba saja,” tuturnya mengenang.
Keesokan harinya, lanjut mantan atlet dayung spesialis dragon boat ini, ia mulai berlatih di muara Sungai Tangka menggunakan perahu kayak yang baru kali pertama ia lihat dan pakai. Dan benar saja, pada percobaan pertama ia gagal. Beberapa kali perahu kayak miliknya terbalik.
“Tapi karena saya pintar berenang, Saya putar lagi perahu yang terbalik itu. Jatuh bangkit, jatuh bangkit. Begitu terus dan akhirnya saya bisa,” ucapnya penuh semangat. Anita terakhir membela Sinjai pada even resmi pada 2006, saat Pekan Olahraga Daerah (Porda) di Kabupaten Bone.
Namun sebelumnya, perempuan yang telah dikaruniai 4 orang anak ini telah mengukir prestasi membanggakan untuk Indonesia pada sejumlah even internasional. Diantaranya pada Sea Games tahun 2003 di Hanoi Vietnam, meraih Medali Perak dan Medali Perunggu pada kategori traditional boat 500 meter dan 1000 meter.
Pada Sea Games di Vietnam yang digelar pada 5-13 September 2003, Anita diturunkan pelatihnya sebanyak 11 kali, dan semuanya meraih medali emas. “Saya diturunkan pelatih sebanyak sebelas kali. Dan alhamdulillah, Indonesia meraih juara umum di cabang dayung. Makanya medali saya yang jumlahnya sebelas ini sama semua,” jelasnya dengan menunjukkan medali yang dimaksud.
Selain mengoleksi medali, piagam penghargaan dari berbagai even juga ia terima. Seperti kejuaraan dunia dayung, November 2003. Adapula piagam yang ditandatangani President Vietnam Olympic Committee. “Kalau uang tunai, sepulang dari Vietnam, saya diberikan hadiah sebesar 30 juta. Beda dengan sekarang, bonusnya miliaran,” tuturnya
Jika diberikan kesempatan untuk mengabdi di Sinjai, Anita berharap diberi kesempatan melatih atlet-atlet dayung Sinjai. “Insya Allah saya siap membantu Sinjai,” ucap mantan atlet yang akrab dengan latihan fisik di air, angkat beban, dan joging saat masih di Pelatnas.
Diproyeksi Menjadi Pelatih Dayung
Pelatih Dayung Sinjai, Ruslan Abd. Gani mengaku bangga pada prestasi yang telah ditorehkan Anita untuk Sinjai dan Indonesia . Ia mengaku siap memfasilitasi keinginan mantan anak didiknya tersebut menjadi seorang pelatih.
“Insya Allah kami siap fasilitasi. Kemungkinan Anita kami siapkan menjadi pendamping atlet dayung Sinjai pada Porprov 2022 mendatang. Anita ini adalah pekerja keras, dan pantang menyerah. Semoga ini menular kepada atlet-atlet dayung Sinjai,” harapnya.
Modal lain yang dimiliki Anita, tambah Ruslan Abd. Gani, adalah nama besarnya di Pelatnas. Anita lebih senior dibandingkan Anwar Tarra, yang menjadi andalan Indonesia pada beberapa even antar negara. Selain itu ia memiliki suami yang juga atlet dayung spesialis Rowing.
“Makanya saya juga ajak suaminya menjadi pelatih karena beliau mantan atlet dayung spesialis Rowing. Hanya saja kendalanya nanti, kita belum memiliki Rowing. Yang baru-baru ini dan kami berterima kasih karena ada bantuan dari KONI berupa dragon boat,” terang Ruslan Abd. Gani yang juga guru olahraga di SDN 1 Sinjai.
Sementara itu dukungan juga mengalir dari Ketua Harian Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Kabupaten Sinjai, Hj. Mas Ati. Ia mengakui bahwa Kabupaten Sinjai adalah gudangnya atlet dayung. Terbukti, Sinjai selalu berkontribusi atlet dayung untuk Sulawesi Selatan dan Pelatnas Dayung Indonesia.
“Kunjungan kami ini adalah yang kedua di rumah bu Anita. Ini bentuk perhatian Perwosi Sinjai yang diketua ibu Andi Nurhilda, kepada para mantan atlet perempuan Sinjai. Kami berharap bu Anita ini menularkan ilmunya kepada atlet lain,” harap Hj. Mas Ati. Ia menambahkan, masih banyak mantan atlet di Sinjai yang pernah mengukir prestasi internasional dan nasional. (*)