Mengenal Puang Bellek, Putera Arung Tondong yang Belajar Islam dari Datuk di Tiro

Makam Puang Bellek yang sudah diberi dinding dan atap. Para peziarah dari berbagai tempat kerap datang berziarah di makam Puang Bellek di daerah Tanatekko Sinjai Timur. (Agusman/sinjaiinfo)
Makam Puang Bellek yang sudah diberi dinding dan atap. Para peziarah dari berbagai tempat kerap datang berziarah di makam Puang Bellek di daerah Tanatekko Sinjai Timur. (Agusman/sinjaiinfo)

Sinjai.Info, Sinjai Timur,– Ziarah ke makam keluarga dan kerabat banyak dilakukan umat Islam ketika menyambut bulan suci Ramadan. Umumnya peziarah adalah mereka yang sudah berdomisili di luar daerah.

Selain makam keluarga, ada beberapa peziarah juga ‘nyekar’ ke makam tokoh-tokoh tertentu yang dianggap punya peran di masa lalu. Salah satunya makam tokoh penganjur agama Islam.

Di Kabupaten Sinjai ada salah satu penganjur agama Islam yang makamnya kerap dikunjungi kerabat, dan mereka yang punya ikatan emosional. Makam yang dimaksud adalah makam La Galogo Daeng Pabellek atau akrab dengan nama Puang Bellek.

Makam Puang Bellek terletak di Tanatekko jalan poros Bakae, Desa Kampala, Kecamatan Sinjai Timur. Menurut Yusuf, pemegang kunci makam, mereka yang berziarah ada dari Kampala, Mannanti, bahkan terkadang banyak dari Bone.

“Kadang ada yang datang satu dua orang, ada juga yang rombongan. Umumnya yang merawat makam ini adalah peziarah,” kata Yusuf kepada Sinjai Info di tempat pemakaman umum Tanatekko, Rabu (13/3/2024) siang.

Tentang Puang Bellek

La Galogo Daeng Pabellek atau akrab dengan nama Puang Bellek adalah cendekiawan, agamawan, sekaligus bangsawan Tondong. Selain dikenal dengan nama Puang Bellek, nama lain yang kerap disematkan kepada penganjur agama Islam ini adalah Laogo, dan Bellek Daeng Pajala. Puang Bellek adalah anak Arung Tondong, I Yottong Daeng Marumpa dari ibu yang bernama Rasina.

Saat Islam mulai dikenalkan di wilayah Kerajaan Luwu dan Gowa, raja-raja di Sinjai juga mendengar kabar tersebut dan penasaran dengan ajaran baru bernama Islam. Pada tahun 1605 tersiar kabar bahwa penganjur Islam bernama Khatib Bungsu telah tiba di Tiro Bulukumba, dan berhasil mengislamkan Raja Tiro, La Unru Daeng Biyasa.

Mendengar Raja Tiro diislamkan, Raja-raja di Sinjai akhirnya mengutus Puang Bellek ke Tiro untuk mempelajari Islam. Bersama Puang Bellek diutus pula Petta Massambangnge, cendekiawan dan bangsawan dari Manimpahoi.

Setelah tuntas belajar Islam dari Khatib Bungsu atau dikenal dengan nama Datuk di Tiro, Puang Bellek dan Petta Massambangnge kembali ke kampung halaman dan mengajarkan Islam kepada Raja-raja di Sinjai. Ajaran Islam diterima langsung oleh Arung Tondong IX I Tohokke, Arung Lamatti La Towa Suro, dan Arung Mattunruang dari Manimpahoi pada 1606.

Pengislaman Raja Tondong ditandai dengan prosesi khitanan sang raja di wilayah Akkarungeng Pao, dekat Wae Pellae. Tempat khitan raja ini kemudian diberi nama Timpak Laso Arung yang sekarang akrab dengan nama kampung Timbasoang. Sedangkan pengkhitanan raja lain berlangsung di wilayah kerajaan masing-masing. (ZAR)