hari jadi
Ragam

Mengenal Syekh Ibrahim, Penyebar Agama Islam di Bontopale (3-terakhir)


  Rabu, 23 Mei 2018 12:29 am

Sumur yang berada tak jauh dari Masjid Bontopale. Menurut sejarah, sumur ini kerap digunakan oleh Syekh Ibrahim untuk berwudu. (foto: kari/sinjai info)

Ada Tuah dari Syekh, Sumur Tua Bontopale Tidak Pernah Kering

Penulis: Zainal Abidin Ridwan

Tidak jauh dari Masjid Istiqlal Bontopale, terdapat sumur tua berukuran 3 x 3 meter. Pada salah satu lantai di sumur tersebut juga terdapat batu bekas pijakan Tuan Sengngo atau Syekh Ibrahim. Sumur tua yang dirawat dengan baik oleh warga setempat juga adalah sumber air bersih, dan digunakan oleh sebagian besar warga Bontopale.

Ada belasan mesin pompa air dengan pipanya yang menancap di bibir sumur yang sudah diberi pembatas tembok tersebut. Menurut Aisyah, warga yang tinggal didekat mesjid, sumur tersebut tidak pernah kering meski musim kemarau sekalipun. Warga menggunakan airnya untuk kebutuhan sehari-hari, dan sangat besar manfaatnya bagi warga Bontopale.

“Kita liatmi sendiri banyak warga pasang mesin pompa air di sumur ini. Sumurnya memang tidak pernah kering” kata Aisyah yang menemani penulis ke lokasi sumur tua.

Makam Syekh Ibrahim di Bontopale, Kecamatan Sinjai Timur (foto: kari/sinjai info)

Konon sumur tersebut menurut Puang Massenge Imam Mesjid di Bontopale, adalah tempat Syekh Ibrahim mengambil air wudu. Kemungkinan ungkapnya ada tuah dari Syekh Ibrahim sehingga sumur tersebut tak pernah kering.

Selain tak pernih kering, di sumur tersebut tambah Aisyah, juga pernah muncul ikan belut berukuran besar atau disebut Masapi oleh warga setempat. Belut tersebut hanya muncul sesekali dan di waktu-waktu tertentu.

Hingga saat ini situs peninggalan Puang Sengngo atau Syekh Ibrahim seperti sumur tua
dan batu bekas pijakan kakinya sering dikunjungi warga dari luar Kabupaten Sinjai. Bahkan makam Syekh Ibrahim yang berada di belakang masjid Istiqlal Bontopale kerap dikunjungi warga dari kabupaten Pangkep. Terkait banyaknya warga pangkep yang berkunjung ke Makam Tuan Sengngo dibenarkan oleh Puang Massenge.

“Yang banyak berkunjung biasanya dari Pangkep, mereka datang berombongan dan biasanya
datang pada saat suasana lebaran Idul Fitri atau Idul Adha,” pungkas Puang Massenge. Selain Syekh Ibrahim, ada banyak ulama yang datang ke Sinjai pada abad ke 16 dan 17 untuk menyebarkan agama Islam. Penganjur Islam ini biasanya berasal dari Minangkabau Sumatera Barat,serta dari Timur Tengah.(*)

caleg

Berita Pilihan

Makassar Satu Kabar Muna Satu Kabar Satu Kabar
To Top