hari jadi
Ragam

Mengenal Wildani, Anak Yatim, Peraih Emas di MTQ Tingkat Provinsi


  Sabtu, 2 Juli 2022 3:39 pm

Wildani bersama ibunya di teras rumah panggung miliknya di Dusun Kalamisu, Desa Aska. Teras rumah tersebut juga dijadikan tempat mengajar mengaji bagi anak-anak di Kalamisu. (foto: agusman/sinjaiinfo)

Oleh: Zainal Abidin Ridwan

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXXII tingkat Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Bone berakhir pada Kamis, 30 Juni 2022. Kontingen Kabupaten Sinjai berhasil memperbaiki peringkat pada MTQ kali ini.

Pada MTQ ke-31 di Kabupaten Pangkep 2020 lalu, Sinjai hanya berada di peringkat 18. Pada MTQ di Bone, Sinjai naik ke posisi 12. Prestasi ini dicapai setelah perwakilan Sinjai bernama Wildani, berhasil meraih medali emas.

Wildani yang ikut pada kategori Tilawah Anak-anak Puteri berhasil mengungguli peserta lainnya. Selain meraih medali emas, dan uang pembinaan, Wildani juga akan mewakili Sulawesi Selatan pada MTQ tingkat nasional di Banjarmasin.

Ikut MTQ Sejak SD

Wildani adalah puteri dari pasangan suami-isteri, Alwi dan Badina. Namun saat ini, Wildani hanya tinggal bersama ibu dan seorang kakak perempuannya di Dusun Kalamisu, Desa Aska, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai. Ayahnya telah kembali ke pangkuan sang khalik pada 2020 lalu karena sakit.

Ditinggal sang ayah yang juga guru mengajinya, tidak membuat Wildani patah arang. Ia tetap melanjutkan kebiasaannya; mengikuti setiap lomba membaca Al-Quran, baik mewakili sekolah maupun Kecamatan Sinjai Selatan. Wildani lahir di Sinjai, 14 Oktober 2008. Sejak Kelas 3 Sekolah Dasar (SD), ia kerap kali diminta guru dan orang tuanya mengikuti perlombaan.

“Anak saya pertama kali ikut MTQ saat dia duduk di Kelas tiga SD. Ketika itu dia mulai menunjukkan prestasinya,” kata Badina, kepada penulis yang menyambangi kediamannya, Sabtu (2/7/2022) pagi. Wildani mendampingi ibunya saat wawancara.

Kemampuan Wildani membaca Al-Quran sudah terlihat sejak SD. Ini ditopang oleh kemampuan kedua orang tuanya, yang juga guru mengaji bagi anak-anak di kampungnya. Teras rumah panggung Badina memang digunakan sebagai tempat mengaji. Penulis melihat sendiri ada belasan dudukan Al-Quran yang terbuat dari kayu. Kemudian ada tumpukan Al-Quran besar milik anak-anak yang belajar mengaji.

“Suami saya, selain petani, juga mengajarkan cara membaca Al-Quran kepada anak-anaknya. Setelah suami meninggal, saya-lah yang melanjutkan, termasuk mengajar anak-anak di Kalamisu membaca Al-Quran,” terang perempuan yang lahir pada 1967 silam ini.

Kelebihan Wildani saat membawakan Tilawah Al-Quran, disusul prestasinya pada setiap lomba, rupanya menarik perhatian pemangku kepentingan di Kabupaten Sinjai. Setelah menjuarai kategori tilawah pada MTQ tingkat Kabupaten Sinjai di Kecamatan Sinjai Timur, Wildani yang juga siswa SDN 12 Aska ini dipercaya mewakili Sinjai ke MTQ XXX tingkat provinsi di Malili, Kabupaten Luwu Timur. Namun di MTQ tahun 2018 tersebut, siswa penyuka mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ini hanya mampu meraih peringkat sembilan.

Berbekal pengalamannya di Malili, Wildani terus mengasah diri. Ia dibantu salah seorang guru dari Kecamatan Sinjai Borong bernama Asfar untuk meningkatkan kemampuannya di cabang tilawah. Meski kemampuannya sudah dianggap mumpuni, Wildani justru hanya meraih peringkat ketiga saat Seleksi Tilawatil Quran (STQ) di Kabupaten Sinjai. Padahal seleksi ini adalah jalan masuk untuk kembali berlomba di MTQ tingkat provinsi.

Wildani saat menunjukan kemapuannya membaca Al-Quran (foto: agusman/sinjaiinfo)

Sempat Mewakili Maros di Ajang MTQ

Karena keinginan anaknya yang cukup besar untuk kembali tampil di MTQ tingkat provinsi, Badina sebagai ibu tak kuasa menahan permintaan dari Kabupaten Maros, yang ingin menggunakan jasa Wildani sebagai peserta MTQ mewakili Maros. Padahal Badina sudah menjelaskan, kalau anaknya hanya peringkat ketiga di STQ Sinjai.

Akhirnya Kabupaten Maros berhasil menggunakan jasa Wildani di MTQ tingkat provinsi. Bahkan ‘dikontrak’ selama 2 kali pelaksanaan MTQ, dan semuanya meraih juara pertama serta mewakili Sulawesi Selatan di tingkat nasional.

“Karena kabupaten lain meminta, ya saya iyakan karena keinginan menambah pengalaman anak saya. Alhamdulillah, dua MTQ bersama Kabupaten Maros selalu juara satu,” kata Badina mengenang.

“Kemudian waktu MTQ provinsi di Sidrap, masih mewakili Maros, Kepala Kemenag Sinjai saat itu, pak Hafid meminta setelah MTQ Sidrap agar anak saya kembali membela Sinjai. Akhirnya di MTQ kabupaten di Sinjai Borong, anak saya juara mewakili Kecamatan Sinjai Selatan, dan mewakili Sinjai ke MTQ XXXII tingkat provinsi di Bone, kemarin. Alhamdulillah juara satu,” ucap Badina yang saat ini membina 12 orang anak yang mengaji di rumahnya.

“Saingan saya dari Bantaeng dan Enrekang, pak. Kalau yang dari Bantaeng sudah sering ketemu di MTQ. Kalau yang dari Enrekang baru ketemu di Bone,” tambah Wildani, menambahkan penjelasan ibunya.

Ingin Menjadi Guru PAI

Cita-cita Wildani sederhana namun mulia; Guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Makanya ia sangat suka membaca buku-buku Agama Islam, dan mendalami Al-Quran. Ia selalu terinsipirasi guru PAI-nya di SD dan SMP, Muliati dan Syamsuddin.

Meski suka dengan pelajaran PAI dan ingin menjadi Guru PAI, Wildani tidak melupakan pelajaran lain. Makanya sejak SD hingga kelas 1 SMP, ia selalu berada di peringkat lima besar. “Saya hobi membaca Al-Quran dan buku-buku agama, pak. Saya bercita-cita jadi Guru PAI,” ucapnya polos.

Sebagai bekal dan persiapan mengikuti MTQ tingkat nasional di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Wildani selalu mengikuti pesan ibunya. Selain itu kembali berlatih di rumah. “Dilarang makan makanan yang berminyak, dan minum air es,” tambahnya melanjutkan pesan ibunya untuk menjaga kualitas suara.

Untuk teknik tilawah, adik dari Wahyuni ini tetap mengasah kemampuan tajwid dan Fashahah-nya di rumah seperti yang diajarkan pembinanya. “Tapi saya berharap, pak. Pemda Sinjai memfasilitasi saya dan pak Asfar sebagai pembina anak saya, untuk menemani Wildani ke Banjarmasin nanti,” harap Badina menutup pembicaraan.

Badina sungguh sosok ibu yang tegar, namun disiplin soal pelajaran agama kepada anak-anaknya. Wahyuni, anak sulungnya, tetap ia kuliahkan ke salah satu kampus islam di Makassar meski dengan segala keterbatasan. Sementara Wildani, saat ini sudah naik ke kelas 2 SMP. Ia hanya berharap dari hasil panen di sawah milik almarhum suaminya, yang kini dipercayakan digarap ke salah satu kerabatnya, untuk membiayai kuliah dan sekolah dua anaknya tersebut. (*)

Biodata:
Nama : Wildani
Tempat, tanggal lahir: Sinjai, 14 Oktober 2008
Sekolah: SMPN 12 Aska, Kecamatan Sinjai Selatan
Hobi: Membaca Al-Quran dan buku agama
Alamat rumah: Dusun Kalamisu, Desa Aska
Nama orangtua: Alwi (ayah), Badina (ibu)

 

caleg

Berita Pilihan

Makassar Satu Kabar Muna Satu Kabar Satu Kabar
To Top