Sinjai.Info, Sinjai Utara,– Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Plt. Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman meluncurkan program “Sulsel Kebut Vaksinasi” dan “Dokter Covid-19 Sulsel” Senin (19/07/2021).
Dalam arahannya, Plt. Gubernur Sulsel menyatakan, program ini dijadwalkan terlaksana setiap harinya dalam memberikan pelayanan vaksinasi, dan telemedicine “Hallo Dokter” berupa konsultasi online kepada Dokter yang diperuntukkan untuk masyarakat umum.
Menanggapi hal tersebut, Wabup Sinjai, Hj. A. Kartini Ottong mengatakan, Kabupaten Sinjai siap menindaklanjuti langkah yang diambil oleh Pemerintah Provinsi.
“Alhamdulillah, Program “Sulsel Kebut Vaksinasi” juga telah dijalankan di Kabupaten Sinjai. Namun agak terkendala di jumlah vaksin. Oleh karena itu, kami berharap agar Pemerintah Provinsi bisa membantu mengatasi keterbatasan stock vaksin tersebut.” ujar Wabup.
Sedangkan program Telemedicine “Hallo Dok’”, baik Wabup maupun Kadis Kesehatan Sinjai kompak menyatakan bahwa Pemkab Sinjai memiliki aplikasi yang dinamai “Tabedoc”. Aplikasi Tabedoc ini sendiri diinisiasi oleh Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Kabupaten Sinjai, yang diketuai dr. Zulkifli Thamrin.
Tabedoc Butuh Updating
Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Sulawesi Selatan, Zainal Abidin Ridwan, mengapresiasi inovasi yang dilakukan PDUI Kabupaten Sinjai yang menginisiasi lahirnya ‘Tabedoc’.
Bahkan ungkapnya, ia telah mengunduh aplikasi tersebut sejak Maret 2020, usai menghadiri launching aplikasi tersebut di lokasi pameran pembangunan Sinjai. “Aplikasi ini membantu masyarakat Sinjai yang ingin konsultasi dengan dokter umum,” ucapnya, Senin (19/7/2021) siang.
Zainal mengulas, Tabedoc berisi fitur chatting bersama Dokter Umum Sinjai. Masyarakat bisa melakukan konsultasi secara gratis dengan memilih dokter yang aktif setiap harinya di aplikasi tersebut.
“Aplikasi ini juga dilengkapi fitur PSC 119 yang bisa menyambungkan dengan PSC 119 di setiap puskesmas, dan kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk Home Visit, Home Care atau penjemputan dari PSC 119 tiap puskesmas,” jelasnya.
Hanya sayang, ungkapnya, aplikasi tidak di-updating lagi. Rilis yang tersedia masih versi 1.0.0, dan updating terakhir pada Maret 2020. “Kemudian jika melihat jumlah yang sudah mengunduh, baru seratus lebih pengguna. Itu artinya, aplikasi ini butuh pengembangan dan disosialisasikan secara masif,” jelasnya.
Sebaik apapun aplikasi atau inovasi, tambah pegiat literasi digital ini, jika hanya berakhir di-launching dan tidak diupdating, maka akan percuma saja. “Updating tidak hanya melindungi pengguna dari risiko keamanan, tapi juga juga memperbaiki bug atau celah, memperkenalkan fitur baru, dan meningkatkan performa dari aplikasi,” terangnya.
Ia menyarankan, Pemkab Sinjai melalui Dinas Kesehatan, mengambil peran dalam pengembangan aplikasi ini. “Sebenarnya Sinjai selangkah lebih maju dari Pemprov Sulsel karena sudah punya Tabedoc sejak tahun lalu, saat Corona mulai mewabah. Yang perlu dilakukan adalah, Pemkab Sinjai mengambil peran dalam pengembangan aplikasi ini agar masyarakat terbantu saat menghadapi pandemi covid-19,” tandasnya.
(Satrianingsih)