Petani di Sinjai Timur Protes Rencana Impor Beras

Petani di Kecamatan Sinjai Timur, Lamo dan Ahmad Katutu, tidak setuju rencana pemerintah mengimpor beras. (foto: Awal/sinjaiinfo)
Petani di Kecamatan Sinjai Timur, Lamo dan Ahmad Katutu, tidak setuju rencana pemerintah mengimpor beras. (foto: Awal/sinjaiinfo)

Sinjai.Info, Sinjai Timur,– Rencana impor beras yang dicanangkan pemerintah direspon negatif oleh berbagi kalangan, seperti halnya dengan petani di Lingkungan Pangasa/Tui, Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur.

Lamo, salah satu petani saat ditemui Sinjai Info, mengaku tidak sepakat dengan rencana impor beras yang akan dilakukan pemerintah pusat demi menjaga stok cadangan beras.

“Saya kurang setuju kalau pemerintah mengimpor beras hanya alasan untuk menjaga persediaan beras yang terbatas, sedang kita bisa memanen beras dua kali dalam setahun jadi kita tidak perlu mengimpor beras,” protes Lamo, Jumat (27/3/2021).

Menurutnya pada musim tanam padi, normalnya hasil panen bisa mencapai 1 sampai 2 ton beras. Jadi tak ada alasan, jelasnya, untuk mengimpor beras.

“Dalam setahun biasanya kita bisa menanam padi dua kali, tapi kalau musim hujan kurang hanya sekali panen saja. Kemudian beberapa hasil panen itu tentunya juga kami jual sedikit untuk mengembalikan modal tanam seperti, Pupuk, dan biaya BBM traktor,” jelasnya.

Serupa dengan Lamo, petani lainnya, Ahmad Katutu yang juga rajin mengikuti perkembangan di media televisi, mengaku jika beras diimpor lagi maka harga gabah akan turun.

“Saya rasa terkait rencana impor beras ini perlu dibahas baik-baik, kita lihat kalau pemerintah mengimpor beras kemungkinan gabah akan mengalami penurunan harga,” keluhnya.

Ia mengaku kalau dalam sekali panen bisa menghasilkan dua sampai empat ton. Dari empat ton itu kemudian dibagi hasil dengan pemilik sawah, dan sebagiannya dijual untuk mengembalikan modal perawatan padi.

(Awal)