hari jadi
Ragam

Pulsa Data Habis, Anak Belajar di Warkop


  Jumat, 3 April 2020 4:44 am

Henrik, warga Sinjai Utara menemani anaknya, Nabila di salah satu warkop, Jumat (03/04) pagi. Karena pulsa datanya habis, terpaksa ia membawa Nabila ke warkop yang punya akses internet untuk kerja tugas atau PR. (foto: ZAR/sinjaiinfo)

Laporan: Zainal Abidin Ridwan

Pengelola warkop atau kafe diimbau untuk menutup usahanya pada jam tertentu, guna mencegah penyebaran virus corona Covid-19.

Di Sinjai, warkop dan kafe diawasi pemerintah dan ada patroli rutin yang dilakukan Satpol-PP untuk mencari pegawai negeri yang ‘nongkrong’ saat jam kerja.

Namun bagi sebagian orang tua, keberadaan warkop, terutama dengan fasilitas free Wi-Fi, sangat penting artinya.

Henrik, misalnya. Warkop baginya bukan lagi sekadar tempat ngopi pada kondisi saat ini. Tapi menjadi tempat bagi anaknya mengerjakan tugas dari guru, dan wajib dilakukan secara daring atau online.

Dilematis. Satu sisi Henrik mesti ikut imbauan pemerintah untuk tetap di rumah, sisi lain ia butuh akses internet untuk anaknya.

“Sejak libur sekolah anak saya kerja tugas online yang dikasi gurunya di tempat kursus. Awalnya saya lakukan di rumah tapi hari ini di warkop. Pulsa data saya habis,” keluhnya kepada Sinjai Info, Jumat (03/04/2020) pagi.

Kalau kerja tugas di rumah, tambahnya, selain butuh pulsa data, juga banyak gangguan. “Misalnya gangguan dari saudara dan sepupunya Nabila. Karena berisik, Nabila tidak konsentrasi bercakap-cakap dengan gurunya di telepon. Jadi lebih baik ke warkop,” terangnya.

Anak Henrik, Nabila Anisa Zahra, adalah Siswi Kelas V. A SDN 02 Sinjai Utara. Sebelum wabah virus corona merebak, ia rutin hadir di tempat kursusnya di bilangan Jalan Sultan Hasanuddin. Jadwalnya setiap Selasa dan Jumat.

Jumat pagi tadi, terpaksa ia ikut sama ayahnya ke salah satu warkop di Jalan Basuki Rahmat, Kecamatan Sinjai Utara. Tugasnya mesti segera diselesaikan.

Nabila tak banyak bicara ketika penulis menyapanya. Ia sibuk menyapa gurunya melalui video call Whatsapp.

“Halo.. halo.. Iya, bu. Tersambung tapi gambarnya kurang jelas, bu. Jaringan kapang (mungkin) ini, bu,” ucap Nabila sembari mendekatkan mulutnya pada mic telepon.

Setelah mencoba beberapa kali, Nabila terhubung dan memindahkan tugas yang diperlihatkan gurunya ke kertas kerja.

Henrik adalah satu dari sekian banyak orang tua siswa yang mesti merogoh isi dompet lebih banyak di ‘tahun Covid-19’ ini. Selain untuk pulsa data, juga demi segelas kopi susu untuk mendapatkan free Wi-Fi. (*)

 

caleg

Berita Pilihan

Makassar Satu Kabar Muna Satu Kabar Satu Kabar
To Top