Sinjai.Info, Majene, — Relawan Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Indonesia, turut prihatin atas kondisi yang dialami korban gempa bumi yang berada di pengungsian.
Relawan KOPEL sudah berada di Sulawesi Barat (Sulbar) sejak Rabu (20/1/2021). Dalam rilisnya ke redaksi Sinjai Info, mereka menyambangi lokasi pengungsian korban gempa di Desa Mekkatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.
Menurut Relawan KOPEL, Muhdasink, korban gempa ini mengungsi ke Kabupaten tetangga, di Kelurahan Tinambung, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polman.
“Alasan mereka keluar dari daerah terdampak gempa karena khawatir dengan gempa susulan yang setiap saat datang mengancam,” tulisnya.
Korban gempa dari Desa Mekkatta sebanyak 39 KK, dengan jumlah pengungsi sebanyak 180 jiwa yang sebagian diantaranya adalah anak-anak dan balita.
“Ada 20 orang balita dan enam orang anak-anak. Selebihnya adalah orang dewasa. Mereka menempati tiga lokasi pengungsian antara lain di SMK, SMU Layonga dan di Kandeapi. Di lokasi pengungsian, di samping menempati emperan teras sekolah juga mendirikan tenda-tenda di pinggir jalan,” terang Muhdasink.
Hingga kini tim relawan KOPEL sedang melakukan koordinasi dengan petugas daerah setempat untuk penanganan korban atau pengungsi yang sakit, dan pengungsi anak-anak serta orang tua yang rentan sakit.
(ZAR)