Sinjai.Info, Sinjai Utara,– Hasil riset menunjukkan satu dari tiga anak di seluruh dunia mengaku pernah mengalami bullying atau perundungan, baik di sekolah, di lingkungan sekitar ataupun secara online melalui media komunikasi telepon.
Sebaliknya, satu dari tiga anak mengaku pernah melakukan tindakan bullying pada kawannya. Hasil riset ini dijelaskan Kepala Dinas P3AP2KB Sinjai, Janwar, saat menjadi pemateri pada sosialisasi parenting dan anti perundungan.
Sosialisasi ini diadakan SD Negeri 103 Bontompare di gedung pertemuan, Jalan Persatuan Raya, Kecamatan Sinjai Utara, Rabu (6/12/2023) siang. Sosialisasi ini adalah rangkaian acara gelar karya project P5 siswa SD Negeri 103 Sinjai.
Pada kegiatan ini, Janwar menekankan pentingnya sosialisasi dan advokasi terkait hak anak kepada para orang tua. Juga pentingnya membangun komunikasi antara anak dengan orang tua agar tidak terjadi perundungan.
“Mari kita menyelaraskan pendisiplinan tanpa merendahkan martabat anak, baik di rumah maupun di sekolah. Juga kita perkuat peran orang tua dalam mencegah perundungan, baik di rumah maupun di sekolah,” terang Janwar di hadapan para orang tua siswa dan pengurus komite SD Negeri 103 Sinjai.
Untuk mencegah perundungan, cara lain yang mesti dilakukan adalah menciptakan budaya positif di sekolah. Dosen Universitas Islam Ahmad Dahlan (UIAD) Sinjai, Desi Alawiyah, mengatakan suasana positif di sekolah akan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
“Lingkungan belajar yang aman dan nyaman dapat memberikan kebebasan dan keleluasaan bagi siswa untuk menggali potensi yang dimiliki. Iklim positif juga memberikan suasana nyaman bagi guru untuk mengajar dengan suasana riang gembira, bahagia, bersemangat dan senantiasa tersenyum serta menumbuhkan karakter positif siswa di sekolah,” ucap Desi Alawiyah, yang juga narasumber pada sosialisasi ini.
Pada paparannya yang lain, Desi Alawiyah yang juga Dosen BPI UIAD menjelaskan prinsip-prinsip disiplin positif yang harus diterapkan di sekolah, yakni saling menghormati dan membantu, mengidentifikasi penyebab di balik perilaku tidak sesuai, partisipatori: anak diberi imbalan karena berperilaku baik, serta proaktif mengatakan “saya akan” dan “saya bisa” berpikiran positif. (ZAR)