Sinjai.Info, Sinjai Utara, — Beberapa pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak pada usaha makanan, belum normal berproduksi sejak langkanya minyak goreng kemasan di pasaran.
Ada UMKM yang memilih berhenti berproduksi untuk sementara, ada pula yang tetap berjalan meski harus mengurangi jumlah produksinya.
Pemilik usaha ‘Damai Lamatti Shop’, Adriana Aksa, misalnya. Ia sudah tidak memproduksi kue simpul sejak sebulan terakhir. Produksi kuenya membutuhkan minyak goreng kemasan merek Bimoli, yang sangat sulit ditemukan di pasar atau toko modern.
“Sebulan belakangan ini tidak produksi karena terkendala minyak goreng merk Bimoli. Kalau pakai merk lain, teksturnya pecah-pecah,” keluhnya melalui pesan WA, Senin (28/3/2022) pagi.
Selain kelangkaan minyak goreng Bimoli, Adri juga mengeluhkan naiknya harga Mentega yang merupakan bahan baku utama kue simpul. “Harga satu dus sekarang naik seratus ribu,” tambahnya.
Soal minyak goreng kemasan, keluhan juga datang dari pemilik usaha Abon Ikan ‘Rubons’, Rudi Hasbullah. Sejak minyak goreng langka, ia terpaksa mengurangi jumlah produksi.
“Saya pernah coba pakai minyak curah, tapi cepat sekali berbusa. Itu menunjukkan kualitas minyaknya beda dengan yang kemasan,” bebernya.
Saat ini, beberapa toko mulai menjual minyak kemasan meski dengan harga yang cukup tinggi.
(ZAR)