Tarif Sambungan Air PDAM Menyesuaikan Harga Pipa

Sekda Sinjai, Akbar menjelaskan bahwa Tarif PDAM untuk pelanggan tidak berubah. Yang berubah hanya biaya sambungan baru karena menyesuaikan harga material. (foto: rezky/sinjaiinfo)
Sekda Sinjai, Akbar menjelaskan bahwa Tarif PDAM untuk pelanggan tidak berubah. Yang berubah hanya biaya sambungan baru karena menyesuaikan harga material. (foto: rezky/sinjaiinfo)

Sinjai.Info, Sinjai Utara, — Sekretaris Daerah (sekda) Kabupaten Sinjai, Akbar mengadakan pertemuan dengan Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sinjai terkait dengan tarif pemasangan pipa PDAM ke rumah warga. Pertemuan bertempat di ruang rapat Sekda, Kantor Bupati Sinjai, Selasa (14/09/2021).

Akbar mengatakan, pertemuan ini berkaitan dengan Peraturan Bupati tentang Tarif Pemasangan dan Tarif PDAM atau harga air yang akan menyesuaikan dengan jarak antara pipa induk, dan jarak rumah warga yang berlangganan dengan PDAM.

“Tarif PDAM atau harga air yang dikonsumsi masyarakat masih tetap sama, tidak pernah berubah. Tetap, sesuai dengan Perbup tahun 2011. Dari segi harga semuanya sama, yang membedakan adalah jaraknya,” ungkapnya.

Sedangkan tarif yang mengalami perubahan, pada pemasangan sambungan baru yang disebabkan harga bahan material sambungan pipa dan lain-lain itu sudah berbeda harga.

“Di mana, harga material tahun 2011, tentu berbeda dengan kondisi harga pasaran saat ini, Olehnya itu, tarif pemasangan harus menyesuaikan dengan harga pasaran yang ada saat ini seperti pipa,” jelas Sekda.

Lanjutnya, hal tersebut dilakukan agar PDAM tidak mengalami kerugian dalam melakukan sambungan untuk pelanggan rumahan.

Sementara pada pembahasan sambungan rumahan ini, utamanya juga dibahas terkait bagaimana perhitungan tarif. Perhitungan tarif yang dimaksud adalah, jarak antara pipa induk ke sambungan rumah masyarakat.

“Hitungannya berdasarkan berapa banyak pipa yang digunakan atau berapa meter antara sambungan pipa induk ke rumah warga. Tentu ini, juga salah satunya yang mengalami perubahan,” ungkapnya.

Hitungannya ini, nantinya secara umum berdasarakan kondisi di lapangan, sekaligus disesuaikan dengan prediksi-prediksi anggaran.

“Misalnya prediksi anggaran satu juta, namun setelah dilakukan kegiatan sambungan, ternyata kurang dari satu juta. Jika kondisinya seperti ini, sisa uang dari warga ini, tentunya akan diserahkan kembali kepada masyarakat pada saat melakukan pembayaran,” tandasnya.

(rezky amalia)