Sinjai.Info, Sinjai Utara,– Anggota Badan Pengurus Harian (BPH) Himpunan Mahasiswa Ilmu pemerintahan (HIMILP) STISIPM Sinjai, Neneng Wahyu Muliati, menyebut aksi money politic atau politik uang adalah hal yang tidak bisa ditolerir.
Bawaslu seharusnya, kata Neneng, aktif mengawasi dan masyarakat ikut serta dalam hal pengawasan tersebut serta menolak money politic sehingga hal tersebut tidak terjadi lagi.
“Harapan saya semoga masyarakat sadar bahwa money politic merupakan pemicu terjadinya korupsi. Semoga masyarakat memilih sesuai hati nurani tanpa ada money politic,” harapnya.
Sementara itu Ketua BPH HIMILP, Ashar Abdillah, mengaku tidak sepakat dengan politik uang karna mengurangi nilai demokrasi dan melanggar etika dalam merebut kekuasaan.
“Pesan saya terhadap calon agar tidak melakukan politik uang demi mewujudkan keinginannya menduduki sebuah jabatan. Saya juga menyampaikan kepada masyarakat agar siapapun calon yang membagikan uang untuk dipilihnya agar tidak menerimanya,” pesan Ashar, disela-sela pelantikan pengurus BPH HIMILP Periode 2019-2020, di Aula STISIPM Sinjai, Sabtu (13/04/2019) pagi.
Bukan hanya Mahasiswa, beberapa Caleg dengan tegas juga menolak politik uang. Salah satunya Caleg PBB dari Dapil 2 Sinjai, A. Sukmawaty Asapa.
Caleg yang akrab dengan nama Pipit, ini mengatakan bahwa faktor ekonomi dan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara menjadi penyebab terjadinya politik transaksional.
“Mari kita gunakan hak suara kita demi pembangunan bangsa dan negara terkhusus untuk kampung kita tercinta Sinjai. Uang yang kita terima sebagai suap akan membawa kehancuran bagi kita semua,” pungkasnya. (sahrullah/fitriani/tamsil)