Sinjai.Info, Sinjai Utara, — Cermin adalah salah satu elemen desain dan dekorasi ruang. Namun keberadaan cermin bukan hanya mempermanis ruangan, dan alat untuk melihat penampilan fisik. Cermin juga bisa menjadi media sosialisasi.
Laporan: Zainal Abidin Ridwan
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sinjai menggunakan cermin sebagai media sosialisasi. ‘Cermin New Normal’. Demikian Kepala Bapenda Kabupaten Sinjai, Asdar Amal Dharmawan memberikan nama untuk inovasi ini.
Cermin New Normal adalah inovasi dalam penerapan pola kehidupan new normal atau kenormalan baru saat pandemi wabah virus corona. Inovasi ini akan digunakan di sektor restoran.
Bagaimana penggunaannya sebagai media sosialisasi?. Ternyata sangat sederhana dan mudah direplikasi.
Cermin sebagai pengganti karyawan ditempatkan di depan restoran. Bapenda menggunakan cermin dengan model portrait. Lalu pada sisi kiri atas cermin ditempeli stiker.
Striker-stiker ini berisi tutorial pola atau protokol new normal. Setiap pengunjung restoran wajib bercermin, sehingga setiap orang yang bercermin akan langsung melihat dan membaca pedoman serta protokol kesehatan penanganan Covid-19.
“Setiap pelanggan diarahkan untuk bercermin terlebih dahulu, guna memastikan mereka memperhatikan pedoman pemenuhan protokol kesehatan yang terpampang secara berurut di cermin, sehingga pelanggan yang belum memenuhi protokol akan segera menyesuaikan,” jelas Asdar Amal Dharmawan.
Setelah bercermin, tambahnya, pelanggan wajib mencuci tangan di westafel, diukur suhu tubuhnya dan dicatat identitasnya untuk menjadi bahan jika dibutuhkan apabila terdapat indikasi penularan covid19.
Cermin New Normal ternyata tidak hanya diperuntukan bagi pelanggan restoran. Karyawan restoran juga wajib bercermin, yang penempatannya pada ruang khusus karyawan.
Menurut Kepala Bapenda, cermin khusus bagi karyawan untuk mengecek kesesuaian protokol kesehatan pada dirinya sebelum melayani pelanggan.
“Kedepannya seluruh sendi kehidupan masyarakat wajib melaksanakan pola kenormalan baru ini. Penerapan protokol kesehatan antara lain kewajiban penggunaan masker bagi pelanggan maupun pengelola atau karyawan restoran, mencuci tangan di air mengalir dengan menggunakan sabun, dan pengaturan meja atau kursi dalam restoran yang memperhatikan physical distancing,” harap mantan Kepala Balitbangda Sinjai ini.
Khusus inovasi Cermin New Normal, ia menaruh harapan bisa direplikasi dengan mudah oleh setiap restoran atau tempat usaha maupun tempat aktifitas publik lain, mengingat pelaksanaannya yang sangat mudah dengan bahan yang mudah didapatkan dan biaya yang tergolong murah.
“Sebagai langkah perdana, cermin new normal saat ini mulai direplikasi oleh Badan Pendapatan Daerah sebagai unit pelayanan publik sektor pemerintah Kabupaten Sinjai.
Dengan adanya Cermin New Normal diharapkan agar kesadaran akan pentingnya penerapan protokol kesehatan di area publik,” tandasnya.
Penerapan Inovasi seperti Cermin New Normal pada sektor restoran, tentu diharapkan membangun kepercayaan yang baik dari masyarakat kepada semua pemilik usaha restoran.
Selain itu, meminjam ungkapan lama “Seluruh tujuan pendidikan adalah untuk mengubah cermin menjadi jendela”. Bisa jadi saat berdiri di depan Cermin New Normal, pengunjung dan karyawan restoran mendapatkan jendela ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. (*)