Harga Kedelai Naik, Ukuran Tahu dan Tempe Diperkecil

Pengusaha pembuatan Tahu dan Tempe di Kecamatan Sinjai Utara, Haji Syamsuddin mengurangi jumlah produksi harian pasca-naiknya harga Kedelai di Indonesia. (foto: kari/sinjaiinfo)
Pengusaha pembuatan Tahu dan Tempe di Kecamatan Sinjai Utara, Haji Syamsuddin mengurangi jumlah produksi harian pasca-naiknya harga Kedelai di Indonesia. (foto: kari/sinjaiinfo)

Sinjai.Info, Sinjai Utara, — Komoditi Kedelai di Indonesia mengalami kenaikan harga sejak Desember 2020. Kondisi ini berimbas pada naiknya bahan makanan, yang bahan baku utamanya dari Kedelai seperti Tahu dan Tempe.

Namun sejumlah pedagang di Kabupaten Sinjai menyiasati kondisi ini dengan tidak menaikkan harga Tahu dan Tempe, tetapi memperkecil ukurannya. Seperti yang dilakukan salah seorang pedagang di Pasar Sentral Sinjai, Rida.

Rida mengaku tetap menjual Tahu seharga seribu per potong, dan Tempe Rp5000. “Harganya tetap sama tapi ukurannya dikurangi karena bahan baku juga naik,” katanya, Selasa (05/1/2021) pagi.

Pemilik usaha pembuatan Tahu dan Tempe di Kecamatan Sinjai Utara, Haji Syamsuddin juga mengakui kenaikan harga Kedelai sangat berpengaruh pada usahanya. Ia memutuskan mengurangi jumlah produksi.

Harga Kedelai yang ia temukan di pasaran mencapai Rp9000 per kilo. Padahal sebelum Desember masih dijual seharga Rp7000 per kilo.

“Kami kurangi pesanan. Sebelumnya kami pesan 400 ton, sekarang berkurang menjadi 300 ton kedelai. Jadi kami kurangi produksi harian, dari 10 cetakan menjadi tujuh hingga delapan cetakan,” ungkapnya.

Syamsuddin berharap pemerintah mencari solusi agar harga Kedelai turun, dan tidak memberatkan para pengusaha atau pedagang.

(Kari)