Sinjai.info,- Google mengaku butuh bahasa visual yang baru untuk mengikuti perkembangan zaman, sehingga memutuskan untuk mengubah logonya. Hal ini sekaligus menegaskan tak ada paksaan dari Alphabet, sang induk usaha Google.
Ya, Google kini berada di bawah payung Alphabet Inc., setelah raksasa internet itu melakukan restrukturisasi. Posisi CEO Alphabet sendiri dijabat oleh Larry Page, yang juga merupakan pendiri Google. Sementara Presiden Alphabet ditempati Sergey Brin dan Eric Schmidt menjadi Executive Chairman.
Tak ayal, lantaran posisinya kini berada di bawah komando Alphabet, Google yang kini dinakhodai Sundar Pichai dikhawatirkan masih berada di bawah bayang-bayang sang induk usaha, termasuk untuk urusan pergantian logo.
Namun Google membantah mentah-mentah jika pergantian logo Google ada hubungannya dengan kehadiran Alphabet.
“Tidak ada. Ini sudah lama berada di ‘buku gambar’ kami. Ini adalah bagian dari komitmen Google untuk terus berevolusi sesuai dengan kebutuhan dan perilaku pengguna saat menggunakan produk kami. Tak hanya pengalaman memakai, tapi juga desain,” ungkap Google, dalam keterangan resminya.
Dijelaskan Google, pergantian logo murni lantaran raksasa mesin pencari di internet itu membutuhkan bahasa visual baru yang dinamis, sesuai dengan perilaku pengguna masa kini di mana mereka mengakses Google dari berbagai layar — ponsel, tablet, jam, dan tentunya desktop.
“Bahasa visual ini akan diaplikasikan ke semua produk kami dan didesain sesuai dengan cara Google bekerja untuk Anda dalam memberikan informasi yang Anda cari,” lanjutnya.
Lantas, kenapa masih ada pengguna yang melihat logo lama Google di berbagai tempat? “Kami memulai perubahan di Google Search dan Maps, dan akan terus diaplikasikan ke produk-produk lainnya segera,” jawab Google.
Selain logo, desain lain yang diubah adalah hasil pencarian agar terlihat lebih segar, dan juga mengubah desain kartu Now sesuai konteks konten. (detikinet/ZAR)