Gelombang Tinggi Pemicu Naiknya Harga Ikan di Sinjai

Gelombang tinggi pada sebagian besar perairan di Indonesia berimbas pada naiknya harga ikan di pasaran. (dok.beritasatu)
Gelombang tinggi pada sebagian besar perairan di Indonesia berimbas pada naiknya harga ikan di pasaran. (dok.beritasatu)

Sinjai.Info, Sinjai Utara,– Pusat Meteorologi Maritim BMKG mengeluarkan peringatan terkait tingginya gelombang tujuh hari ke depan. Informasi cuaca di laut ini berlaku mulai Rabu, 20 Juli hingga Selasa 26 Juli 2022.

Peta prakiraan tinggi gelombang yang dikeluarkan Pusat Meteorologi Maritim BMKG menyebutkan, area perairan dengan Gelombang Sedang (1.25 – 2.50 m) diantaranya berada di Selat Malaka bagian Utara, Selat Sumba bagian Timur, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Kepulauan Selayar, dan Teluk Bone bagian Selatan.

Sementara area perairan dengan Gelombang Tinggi (2.50 – 4.0 m) diantaranya berada di Selat Sumba bagian Barat, Perairan Selatan Pulau Jawa, serta Selat Bali-Lombok-Alas bagian Selatan. Perairan-perairan tersebut sebagian besar adalah wilayah penangkapan ikan para nelayan Sinjai selama ini.

Karena tingginya gelombang laut membuat nelayan Sinjai kurang yang melaut. Kondisi ini berimbas pada naiknya harga ikan di pasar-pasar yang ada di Sinjai. Misalnya Baby Tuna menjadi bahan utama pembuatan Abon Ikan, harganya sekarang mencapai 80 ribu per ekor, padahal sebelumnya hanya 40 ribu per ekor.

“Harga ikan memang mahal karena kurang nelayan yang melaut. Mungkin pengaruh ombak dan angin kencang,” kata Ahmad Tang, tokoh pemuda di Lingkungan Larea-rea, Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara.

Hal senada dikatakan warga Desa Panaikang, Astuti. Namun warga Sinjai Timur ini menambahkan bahwa penyebab ikan mahal salah satunya karena sebagian besar nelayan masih ada di tengah laut. “Bapak saya juga masih ada di tengah laut. Ini sudah hari ke tujuh mencari ikan. Biasanya 14 hari di laut,” bebernya kepada Sinjai Info, Rabu (20/7/2022) siang.

(agusman/satri)