Sinjai.Info, Sinjai Borong,– Anoa merupakan satwa mamalia, dan endemik yang hidup di daratan Pulau Sulawesi. Populasinya kini menurun drastis dan terancam punah.
Ada dua spesies Anoa yang mendiami hutan Sulawesi. Mereka adalah Anoa dataran rendah atau bubalus depressicornis, dan Anoa pegunungan atau bubalus quarlesi.
Pada Jumat pekan lalu, 21 Oktober 2022, tim identifikasi dari Bidang Pengelolaan Tahura (taman hutan raya) Abdul Latief Sinjai, mendapatkan jejak kaki Anoa, dan feces (kotoran) Anoa.
Jejak Anoa tersebut didokumentasi dalam bentuk video oleh tim identifikasi dan telah dikonfirmasi ahli Anoa dari IPB, Dr. Haris Mustari, bahwa jejak tersebut dari anoa jantan.
Hasil identifikasi ini menjawab keraguan bahwa Anoa belum punah di Sulawesi Selatan. Setelah penemuan jejak ini, untuk mendapatkan gambaran utuh dari satwa anoa, akan dilakukan pemasangan kamera trap atau kamera pemantau di lintasan yang dilalui Anoa.
Rencana pemasangan kamera ini pada Selasa, 25 Oktober 2022. “Dengan dukungan teknologi kamera trap yang dipinjamkan Balai Besar konservasi Sumber Daya Alam, melalui kepala balai, diharapkan didapatkan gambaran yang lebih utuh tentang satwa Anoa dan cara hidupnya di hutan, Tahura,” harap Kepala Bidang Tahura Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Sinjai, Nasrul Tanjung.
Nasrul mengucapkan terimakasih atas dukungan dari Kepala Balai Besar KSDA Sulsel KLHK, dan juga masyarakat sekitar, yang telah membantu untuk teridentifikasinya Anoa.
“Khusus kamera trap, ada 24 unit yang akan dipasang. Hari ini juga tiba bantuan dari FFI (flora fauna Indonesia) Makassar sebanyak tiga personel dan juga 20 buah kamera trap,” terangnya.
Kepala Bidang Tahura Abdul Latief berharap, keberadaan Anoa di Tahura Sinjai, mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat (kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), maupun pemerintah propinsi, untuk bersama mengatasi ancaman kepunahan satwa endemik asli pulau Sulawesi ini. (adv)