Sinjai.Info, Sinjai Barat,– Pemerintah Desa Arabika, Kecamatan Sinjai Barat, menjajaki kerja sama pengembangan agroforestry berkelanjutan dengan Asia Livelihood Network (ALN), sebuah lembaga dari Jepang. Program ini mengintegrasikan berbagai tanaman bernilai ekonomi seperti kayu balsa, kopi, kakao, porang, dan alpukat.
Inisiatif ini difasilitasi oleh Kawasan Madaya, didampingi oleh UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tangka, dan sepenuhnya didanai oleh JICA Fund for the People of the World, sebagai bagian dari dukungan Jepang terhadap pengembangan masyarakat berbasis lingkungan di negara berkembang.
Kunjungan awal dilakukan oleh Fumiko Kawae, dari ALN, yang meninjau sejumlah kebun calon demplot di Desa Arabika dan Desa Bonto Salama. Ia didampingi oleh Harianto, Kepala Desa Arabika dan Ramly Usman, Pengelola Kawasan Madaya, Selasa, 29 Juli 2025
“Kerja sama ini membuka peluang besar bagi Arabika, bukan hanya untuk peningkatan ekonomi masyarakat, tetapi juga sebagai langkah nyata menjaga kelestarian alam,” ujar Harianto di lokasi kunjungan.
Salah satu fokus utama program ini adalah uji coba penanaman kayu balsa (Ochroma pyramidale), jenis kayu ringan dan cepat tumbuh yang berpotensi menggantikan botol plastik sebagai pelampung dalam budidaya rumput laut. Riset ini juga menjadi bagian dari kajian lingkungan yang tengah dilakukan di kawasan pesisir Pulau Sembilan.
Model agroforestry yang dikembangkan akan memadukan tanaman balsa dengan kopi dan kakao di bawah naungannya, serta porang dan alpukat sebagai pelengkap diversifikasi tanaman. Sistem ini dirancang untuk memperkuat ketahanan ekonomi petani dan menjaga kelestarian sumber daya alam.
“Dengan tanaman beragam, risiko ekonomi petani lebih rendah. Mereka tidak lagi bergantung pada satu komoditas,” kata Ramly Usman dari Kawasan Madaya.
Kehadiran UPTD KPH Tangka dalam program ini memperkuat sinergi antara masyarakat desa, pemerintah daerah, dan mitra internasional. Asia Livelihood Network, bersama dukungan penuh dari JICA Fund for the People of the World, membawa pendekatan teknologi dan pengalaman global yang berpihak pada masyarakat akar rumput.
Program ini diharapkan dapat menjadikan Desa Arabika sebagai model desa tangguh iklim, mandiri secara ekonomi, dan peduli terhadap keberlanjutan alam. (Adv)