Revolusi Bank Sampah di Kota Makassar Tiada Henti

Ketua YPN, Saharuddin Ridwan (kiri) menyerahkan buku tabungan bank sampah kepada Ketua Dewan Lingkungan Hidup Kota Makassar, Hj. Melinda Aksa. (FOTO: YPN)

Sinjai.Info, Makassar – Revolusi Bank Sampah tiada henti. Di Kota Makassar, gerakan pengelolaan sampah ini makin menguat. Pemerintah kota tidak bergerak sendiri, ada kerjasama yang terbangun dengan para pihak. Hanya dengan kolaborasi sampah bisa tertangani secara berkelanjutan.

Salah satu pihak yang terus mengawal gerakan pengelolaan sampah di Kota Makassar adalah PT. Unilever Indonesia Tbk melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang disalurkan oleh lembaga bernama Yayasan Peduli Negeri (YPN).

Dari program CSR tersebut, ratusan Bank Sampah Unit (BSU) di Kota Makassar kini mendapat dukungan sarana baru untuk memperkuat tata kelola dan operasional mereka.

Sarana tersebut mulai dibagikan pada kegiatan bertajuk “Penguatan Operasional Bank Sampah Menuju Ekonomi Sirkular Kota Makassar”. Acara ini digelar di UPT Bank Sampah Pusat Kota Makassar, Jl. Toddopuli Raya, Kamis (6/11/2025). Acara diinisiasi oleh YPN bersama Dewan Lingkungan Hidup Kota Makassar, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan UPT Bank Sampah Pusat.

Apa saja sarana yang diserahkan ?. Dalam prosesi utama acara, Ketua Yayasan Peduli Negeri, Saharuddin Ridwan, menyerahkan buku tabungan bank sampah secara simbolis kepada Ketua Dewan Lingkungan Hidup Kota Makassar, Hj. Melinda Aksa. Ini sebagai simbol dimulainya sistem administrasi dan akuntabilitas baru bagi Bank Sampah Unit.

Selain itu, turut diserahkan 100 papan nama dan 20 unit timbangan duduk kepada perwakilan sepuluh Bank Sampah Unit yang tersebar di Kota Makassar. Selebihnya bantuan akan disalurkan langsung oleh YPN kepada BSU penerima lainnya sesuai daftar resmi dan berita acara pendistribusian.

Ketua YPN Saharuddin Ridwan mengatakan, dukungan CSR ini merupakan langkah konkret memperkuat sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat agar lebih tertib, transparan, dan berdaya ekonomi.

Perwakilan BSU yang menerima sarana Bank Sampah dari PT. Unilever Tbk. (FOTO: YPN)

“Kami ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap bank sampah. Dengan sistem yang tertib dan alat ukur yang akurat, bank sampah bisa menjadi pilar ekonomi hijau di tingkat warga,” ujar Saharuddin.

Ia menambahkan, inisiatif ini bukan hanya pengadaan alat, tetapi juga bagian dari reformasi sistem administrasi bank sampah di Makassar agar lebih kredibel dan berstandar nasional.

Dukungan Dewan Lingkungan Hidup

Ketua Dewan Lingkungan Hidup Kota Makassar, Hj. Melinda Aksa, menegaskan bahwa program ini menjadi bukti kolaborasi lintas sektor yang sejalan dengan prinsip Extended Producer Responsibility (EPR) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Makassar membuktikan bahwa ketika pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat bersatu, kita bisa membangun sistem pengelolaan sampah yang bukan hanya bersih, tapi juga menghidupi,” tegas Melinda.

Data UPT Bank Sampah Pusat menunjukkan, saat ini ada lebih dari 500 Bank Sampah Unit aktif di Kota Makassar dengan volume pengumpulan rata-rata 70 ton sampah terpilah per bulan.

Dengan dukungan fasilitas baru, kapasitas pengumpulan (collection rate) diharapkan meningkat hingga 30 persen dalam enam bulan ke depan.

Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari pelaksanaan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang menekankan tanggung jawab bersama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

“Dari rumah hingga bank sampah, semua harus terkoneksi. Ketika warga memilah, sistem menimbang, dan produsen bertanggung jawab, ekonomi sirkular itu berjalan,” terang Plt. Kepala UPTD Bank Sampah Pusat, Juardi, yang hadir mewakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar.

Program ini jelasnya, menegaskan bahwa pengelolaan sampah tak lagi sekadar urusan kebersihan, tetapi juga pemberdayaan ekonomi dan transformasi perilaku warga kota.

Melalui papan nama, identitas BSU diperkuat; dengan timbangan, keadilan transaksi dijaga; dan melalui buku tabungan, transparansi pengelolaan diwujudkan.

“Dari sampah kita belajar tentang disiplin, nilai, dan keberlanjutan,” tutup Saharuddin Ridwan, yang di akhir acara mengajak semua pihak untuk sepakat melanjutkan kerja sama memperluas literasi pemilahan dari sumber, dan mengembangkan sistem bank sampah digital di Kota Makassar.

Kegiatan ini turut dihadiri Tim Motivator YPN, serta perwakilan Bank Sampah Unit penerima manfaat. Hadir pula anggota Dewan Lingkungan Hidup Kota Makassar, Andi Fadly. (Zainal Abidin)