Sinjai Utara, Sinjai.Info– Tata Rasyid. Nama ini sudah tak asing lagi di telinga para pendaki Gunung Bawakaraeng, khususnya yang sering melewati jalur Lembanna, Gowa. Ia adalah guru dan pembimbing bagi mereka yang ingin membelah kabut di salah satu Gunung tertinggi di Sulawesi Selatan itu.
Kini Tata Rasyid sudah berpulang. Ia meninggal pada Ahad (12/3/2017) dini hari karena sakit. Kabar ini tentu adalah duka mendalam bagi keluarga besar pecinta alam di Sulawesi Selatan. Terlalu banyak kenangan yang diukir para pendaki bersama Tata Rasyid, Sang ‘Penjaga’ Lereng Bawakaraeng.
“Terima kasih atas empat pendakian fantastis di Gunung Bawakareang. Terima kasih atas keramahan dan kehangatan dapurmu. Terima kasih atas ilmu ‘tai angin’ dan pengenalan tetumbuhan endemik Bawakaraeng. Maafkan aku yang terlalu jauh dari tempat bersemayammu. Selamat jalan, Tata…” tulis Akbar Hamdan di akun Facebooknya. Akbar adalah Jurnalis Harian Fajar yang pernah bertugas di Sinjai, dan saat ini bekerja untuk Harian Berita Kota Kendari.
Rasa kehilangan figur Tata Rasyid turut diungkapkan pendiri Kelompok Pecinta Alam (KPA) Mentari Sinjai, Akmal Juhaefa. Kepada Sinjai Info, Senin (13/3/2017) Akmal menuturkan bahwa Tata Rasyid bukan sekadar tokoh yang dituakan oleh para penggiat alam terbuka, namun ia sudah menjadi figur panutan bagi siapa saja.
“Kadang beliau melebur dengan para pecinta alam ketika ada kegiatan bakti sosial di lereng Bawakaraeng. Jiwa sosialnya sangat tinggi. Sebagai orang yang pernah bergiat di alam terbuka, tentu saya pribadi sangat kehilangan.” ungkap Akmal Juhaefa.
Selamat jalan Tata Rasyid !!
(ZAR)