Blogger Suarakan #LebarandiPapua

Sinjai.info,- Tragedi bernuansa SARA yang terjadi saat hari Lebaran di Kabupaten Tolikara, Papua telah mengoyak perdamaian di bumi Cendrawasih. Banyak pihak ikut bicara, namun tidak sedikit di antaranya berpotensi memperkeruh suasana. Blogger pun berinisiatif menyuarakan #LebarandiPapua. 

Digagas oleh komunitas blogger Papua Rumah Blogger Cenderawasih, kampanye ini awalnya bertujuan menumbuhkan toleransi antar umat beragama di kalangan pemuda di Papua. Melihat isu informasi yang berkembang di internet tentang pembakaran mesjid di Tolikara mempunyai potensi konflik, mereka pun mengajak para blogger berpartisipasi menyuarakan pesan damai. 

“Ada banyak hal yang menjadi tanda tanya terkait peristiwa ini, karena sejak dulu Papua jarang sekali terjadi konflik bernuansa SARA. Namun tragedi hari ini membuat semua mata memandang Papua bahkan pada perkembangannya malah social media bukan ikut mendamaikan namun berkembang provokasi yang mengkhawatirkan dengan berbagai macam kepentingan yang mungkin akan makin memanas,” tulis mereka di halaman bertajuk‘Pesan Blogger untuk Tolikara #LebarandiPapua’

Di halaman itu pula, mereka menjelaskan bagaimana cara berpartisipasi menyebarkan pesan damai tersebut. Yakni:

  • Menulis Blog #LebarandiPapua (bagi anak Papua yang lebih menggambarkan tentang suasana toleransi dan indahnya lebaran di Papua)
  • Menulis Blog #LebarandiPapua (kesan untuk orang yang pernah datang dan berlebaran di Papua)
  • Menulis Blog #LebarandiPapua bagi siapapun yang belum pernah pergi ke Papua dengan tema ‘Jika saya berlebaran di Papua’.
  • Tulisan lebih mendorong tentang toleransi kerukunan umat beragama di Papua sebagai bagian dari Indonesia seperti daerah lainnya.
  • Tulisan akan di-publish pada lebaran hari ke #5 (21 Juli 2015).
  • Ikut ngetwit dengan hashtag #LebarandiPapua sebagai bentuk solidaritas terhadap keragaman Papua dari dulu hingga sekarang.

Komunitas blogger berharap, cara sederhana ini bisa berdampak besar ikut menjaga toleransi di Papua, dengan memanfaatkan media sosial, baik blog, Facebook maupun Twitter.

“Diharapkan bahwa pesan damai lewat hashtag #LebarandiPapua bukan untuk makin memperkeruh suasana yang tercipta akibat berbagai opini di sosial media maupun media online yang tidak bertanggung jawab dan memprovokasi. Namun pesan damai ini akan menjadi pengenalan yang baik tentang keindahan toleransi kehidupan beragama yang nyata di Papua selama ini,” harap mereka. (detikcom/ZAR)