Sinjai.Info, Sinjai Barat,-– Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Bupati Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa, dijadwalkan konferensi pers pada Jumat (01/05/2020) siang untuk menyampaikan perkembangan terkini wabah virus corona covid-19. Termasuk informasi terkait 7 orang warga Sinjai yang positif terjangkit covid-19.
Dari daftar nama-nama yang beredar, ketujuh orang tersebut sebagian besar adalah klaster santri dari Jawa Timur. Dua diantaranya berinisial HK (19) dan AK (22) dan berdomisili di Desa Bonto Salama, Kecamatan Sinjai Barat.
Sinjai Info coba mengonfirmasi kedua orang tua santri tersebut pada Jumat pagi, guna mendapatkan keterangan mengenai status terkini anak-anak mereka yang sementara menjalani masa 13 hari karantina mandiri. Saat menerima telepon Sinjai Info, ibu dari HK, MR mengaku sementara menerima tamu dari Puskesmas yang mau membawa anaknya ke RSUD Sinjai.
“Iya, pak. Ini sudah datangmi orang puskesmas mau membawa anak saya ke rumah sakit di kota. Maksud saya to, pak, janganmi dibawa ka sehatji. Karantinanya di rumah juga lagi satu hari baru cukup 14 hari,” tutur MR lalu menutup pembicaraan, karena tengah bernegosiasi dengan petugas kesehatan.
Orang tua santri lainnya, AT juga berharap anaknya AK tidak dibawa ke rumah sakit. Juga dengan alasan yang sama, yakni anaknya sehat dan tidak ada tanda-tanda terjangkit corona. “Saya sebenarnya tidak rela anak saya dibawa ke rumah sakit, tapi maumi diapa, pak,” keluhnya pasrah. Saat menerima telepon Sinjai Info, AT dan isterinya mengaku tengah menunggu petugas puskesmas datang kerumahnya.
Baik MR dan AT mengaku anaknya hanya sekali ke Sinjai Utara selama masa karantina. Tepatnya pada hari ke-8. Itupun bersama dengan petugas dari Puskesmas. “Anak saya sama HK sempat ke kota (sinjai utara) dan dibawa sama orang puskesmas. Katanya mau dites lagi di rumah sakit,” terang AT.
Meski tak sepenuhnya rela anaknya dibawa ke rumah sakit, namun AT memahami protokol kesehatan dan termasuk bersedia dikarantina di kota bersama keluarganya. “Saya siap, pak jika harus dikarantina bersama keluarga. Asalkan ada rumah yang disiapkan untuk kami,” jelas AT. Sejak anaknya menjalani karantina di rumah, Salat dan ibadah lainnya, kata AT hanya dilakukan di rumah.
Terakhir, AT mengaku salah satu pihak yang menyesalkan penanganan covid-19 oleh pemerintah, terutama terkait hasil tes. “Bahkan hasil tes anak kami sejak masih di bandara hingga saat ini kami belum tau,” pungkasnya. (ZAR)