Sinjai.Info, Masamba, — Relawan ACT MRI dari Sinjai, Andi Fajar Aswan, melaporkan sulitnya medan yang mereka lalui ketika mencoba mengakses wilayah terisolir pasca terjadinya banjir bandang di Luwu Utara, pekan lalu.
Kepada Sinjai Info via Whatsapp, Fajar mengaku ACT MRI sempat menyeberangi sungai dan berjalan kaki sejauh 7 Kilometer untuk membantu korban banjir.
“Korban terbanyak pada banjir bandang Luwu Utara adalah di wilayah Masamba Kota, Radda, dan Lara. Ribuan rumah terendam lumpur,” tulis Fajar, Senin (20/07/2020) pagi.
Meski demikian, tambahnya, kedua wilayah ini mampu dijangkau kendaraan roda empat meski antrian panjang di setiap titik lokasi, menyebabkan kemacetan hingga beberapa kilometer.
“Namun ada desa yang menjadi perhatian besar tim relawan ACT MRI yang menjadi korban banjir bandang ini. Meski kerugian materil tidak sebanding kedua wilayah tersebut, namun lokasi mereka terisolir disebabkan putusnya jalur transportasi, listrik dan komunikasi, yakni Desa Maepi, Kecamatan Masamba,” tambah mantan Penyiar Radio Suara Bersatu ini.
Dari catatan ACT, terdapat sekitar 300an kepala keluarga terisolir di Maepi. Jembatan yang menjadi akses menuju lokasi ini terputus.
“Dari hasil asesmen tim ACT MRI ditemukan 23 rumah mengalami kerusakan, 7 rumah dan 1 mushalla hilang tersapu banjir. 50 tiang listrik roboh, 3 jembatan putus,” tulisnya lagi.
Bantuan logistik dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan terus mengalir ke daerah ini.
(ZAR)