Lebih Dekat dengan Wirausaha Muda Sinjai (1)

Asmar Anugrah foto bersama dengan Wakil Bupati Sinjai, Hj. A. Kartini Ottong usai menyerahkan markisa hasil produksinya, pada sebuah acara di Desa Pattongko, Desember 2020. (foto: doc pribadi)
Asmar Anugrah foto bersama dengan Wakil Bupati Sinjai, Hj. A. Kartini Ottong usai menyerahkan markisa hasil produksinya, pada sebuah acara di Desa Pattongko, Desember 2020. (foto: doc pribadi)

Bulir Sirup Asmar untuk Kebangkitan Komoditi Markisa Sinjai

Komoditi Buah Markisa, khas pegunungan Kabupaten Sinjai pernah menjadi primadona. Cita rasa Sirup Markisa Sinjai dipadankan dengan Sirup Markisa dari Kabupaten Gowa. Wajar, karena lokasi pengembangan Markisa di Sinjai saat itu berada di Kecamatan Sinjai Barat, berbatasan dengan Kabupaten Gowa. Kini, Sirup Markisa khas Sinjai coba dibangkitkan lagi oleh sosok wirausaha muda bernama Asmar Anugrah.

Laporan: Zainal Abidin Ridwan

Asmar Anugrah, lahir di Sinjai, 17 Januari 1992. Kendati usianya masih muda, namun ia telah melakukan upaya luar biasa dalam mengangkat kembali potensi perkebunan Sinjai yang pernah jaya, yakni Markisa. Asmar mendirikan usaha pengolahan buah Markisa menjadi sirup yang diberi label ‘Anugrah Markisa’.

Pendirian usaha ini dilakukan untuk memantik semangat para petani di Sinjai, khususnya para petani yang dulunya menanam dan mengembangkan komoditi ini. Di tempat tinggalnya sekarang, di Dusun Sompong, Desa Pattongko, Kecamatan Sinjai Tengah, dulunya banyak terdapat tanaman Markisa. Pun demikian di desa lain, yang berbatasan dengan Desa Pattongko.

Hanya saja para petani memilih menebang pohon Markisanya dan mengganti dengan komoditi lain seperti Cengkeh, Kakao, hingga Vanili. Pasar serta harga penjualan yang menjanjikan menjadi alasan.

“Sebenarnya beberapa tahun lalu Markisa di Sinjai banyak sekali. Bahkan di Desa Pattongko hampir semua menanam, tapi setelah berbuah tidak ada pasarnya, jadi banyak petani yang tebang pohonnya. Baru lagi sekarang mulai menananm setelah pasarnya sudah ada,” kata Asmar, mengenang kondisi petani Markisa di desanya.

Usaha pengolahan Sirup Markisa yang dikelola Asmar, yang juga pengurus Karang Taruna Desa Pattongko ini, mulai dilirik para petani di desanya. Bahkan ada beberapa petani, meski dari kalangan kerabatnya, yang kembali menanam Markisa. Tentu harapannya, buah Markisa mereka bisa dijual ke Asmar untuk diolah menjadi sirup.

“Ada beberapa bibit markisa saya tanam dan bagikan ke keluarga untuk dikembangkan. Saya masih ragu untuk sosialisasi ke petani lain karena wilayah pasar saya masih terbatas. Semoga Pemda Sinjai bisa membantu dalam pemasaran, apalagi di Sinjai banyak objek wisata.

Semoga ke depannya Pemda bisa membuatkan outlet atau galeri di tempat wisata untuk menampung produk lokal Sinjai,” harap putera dari pasangan suami-isteri, Anwar Razak (alm) dan Ramlah.

Anak muda yang juga aktif dalam kelompok suporter Redgank PSM Makassar ini, mempekerjakan tenaga sebanyak tiga orang. Omzetnya rata-rata mencapai 5 juta per bulan. Untuk memenuhi pesanan, bahan baku ia peroleh dari petani Markisa di desanya. Pada waktu tertentu, jika pesanan meningkat, Asmar yang merintis usaha sejak Mei 2019 ini membeli bahan baku di Desa Saohiring, Desa Saotengah, Kecamatan Sinjai Borong, hingga ke Kabupaten Gowa.

Asmar menargetkan, jika pasarnya berkembang, akan meningkatkan kualitas kemasan dan menambah kapasitas produksi. Selain itu tetap menjaga kualitas sirup buatannya, yang kaya bulir-bulir buah Markisa ” Saya berharap ada bantuan alat produksi supaya menambah kapasitas produksi per harinya,” harapnya.

Bagi Asmar, usaha yang ia geluti saat ini diharapkan dapat membantu menyejahterakan petani atau masyarakat di desanya. “Termasuk mengubah mindset masyarakat dari berpenghasilan tetap, menjadi tetap berpenghasilan,”. tandasnya. (*)