Dibantu Guru Cambang Menyebarkan Agama Islam
Penulis: Zainal Abidin Ridwan
Sinjai pada masa lalu termasuk daerah yang paling cepat menerima Agama Islam.
Daerahnya yang berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba, mempermudah Datuk Tiro,
penganjur Islam dari Minangkabau dengan basis penyebaran Islam di Bulukumba untuk
menyebarkan Agama Islam di Sinjai.
Begitupula penganjur Islam yang berbasis di Gowa, Datung Ri Bandang, juga mampu
mengislamkan sejumlah Raja yang berkuasa di Sinjai. Dari sejumlah literatur
dituliskan bahwa Datuk Tiro-lah yang mengislamkan Arung Tondong, I Tohokke, serta
Arung Lamatti, La Towa Suro.
Kemudian Datuk Ri Bandang berhasil mengislamkan Arung Sanjai dan Arung Baringeng
kendati sebelumnya sempat mendapat penolakan dari Arung Sanjai. Baringeng dan Sanjai
sendiri adalah wilayah Kerajaan Bulo-Bulo yang berada di daerah pesisir.
Namun penyebaran Agama Islam di wilayah pesisir bukan hanya di daerah Sanjai dan
Baringeng. Penyebarannya meluas hingga di daerah Mangarabombang, sekarang Kelurahan
Samataring dan di sebuah pebukitan tak jauh dari pesisir pantai. Daerah pebukitan itu
bernama Bontopale.
Belum ada literatur yang menuliskan sejak kapan penyebaran Agama Islam di Bontopale
dimulai. Namun dalam tutur atau lisan yang diceritakan turun temurun oleh warga
setempat, penyebaran Agama Islam di Bontopale dimulai sejak berdirinya Masjid pertama
di Mangarabombang pada tahun 1613.
Menurut Puang Massenge, tokoh masyarakat yang juga Imam Masjid Istiqlal Bontopale,
penganjur Islam di Bontopale adalah Tuan Sengngo yang memiliki nama lengkap Syekh
Ibrahim Rahmat. Diperkirakan Syekh Ibrahim Rahmat bermukim di Bontopale dan
menyebarkan Agama Islam pada tahun 1620.
“Menurut cerita yang dituturkan secara turun temurun oleh keluarga kami, Syekh
Ibrahim Rahmat adalah penyebar Agama Islam di Bontopale. Ia menyebarkan agama Islam
atas seizin Puatta Bulo-Bulo. Syekh Ibrahim tiba di Bontopale melalui jalur laut,
yakni di Pesisir pantai Pangasa,” tutur Puang Massenge, kepada penulis, Sabtu
(19/5/2018).
Lanjut ungkapnya, saat menyebarkan Agama Islam, Syekh Ibrahim Rahmat dibantu seorang
ahli agama bernama Guru Cambang.”Bahkan Guru Cambang pernah diutus oleh Syekh Ibrahim untuk mengislamkan salah seorang raja di Kerajaan Mampu, Bone.” tambah Puang Massenge yang saat ini sudah berusia 88 tahun. Ia juga mengaku bahwa Muhani, perempuan yang diperistrinya adalah keturunan dari Guru Cambang.
Puang Massenge yang membangun Mesjid permanen pada tahun 1962 di Bontopale juga
menuturkan bahwa Syekh Ibrahim Rahmat memiliki banyak kemampuan yang kadang di luar
jangkauan nalar manusia, seperti menyeberangi lautan dengan hanya berpijak pada sebuah batu.