Pengurus Pusat DMI Nilai Muzayyin Figur Ideal Memajukan Sinjai

Cendikiawan muslim sekaligus pemerhati sosial dan pengurus Pusat DMI, Dr. H. Munawir Kamaluddin. (Dok/pribadi)

Sinjai.Info, Sinjai Utara, — Cendikiawan muslim sekaligus pemerhati sosial Dr. H. Munawir Kamaluddin, angkat bicara seputar dinamika politik dan kontestasi pilkada di Kabupaten Sinjai .

Ketua ADPISI (Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Seluruh Indonesia) dan juga pengurus Pusat DMI (Dewan Masjid Indonesia ) ini menilai di antara kandidat yang muncul sebagai calon Bupati Sinjai, Muzayyin Arif-lah sosok yang paling ideal. Muzayyin paling matang untuk memimpin Bumi Panrita Kitta.

Alasan Munawir menilai seperti itu karena Muzayyin merupakan calon bupati Kabupaten Sinjai yang memiliki landasan paling kuat, yaitu panggilan moril untuk melakukan perubahan nyata di tengah keprihatinannya terhadap berbagai permasalahan yang melanda masyarakat setempat.

Salah satu fokus utamanya adalah mengatasi tantangan peningkatan penghasilan masyarakat yang saat ini masih sangat minim, meskipun Kabupaten Sinjai memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, terutama di sektor pertanian dan kelautan.

Bagi Munawir, keputusan Muzayyin untuk maju dalam kontestasi politik ini tidak semata-mata didorong ambisi pribadi, tetapi lebih kepada tanggung jawab sosial yang ia rasakan sebagai bagian dari masyarakat yang peduli.

“Dengan adanya potensi besar di sektor pertanian dan kelautan, Muzayyin melihat adanya ketimpangan antara kekayaan alam yang tersedia dan kesejahteraan masyarakat yang masih jauh dari harapan. Hal ini diperparah oleh tingginya angka pengangguran dan kurangnya lapangan kerja yang tersedia secara merata. Padahal, Sinjai memiliki sumber daya manusia yang terbilang maju dan berpendidikan, yang seharusnya mampu menggerakkan roda perekonomian dengan lebih baik,”ucap Munawir, Selasa, 20 Agustus 2024.

Salah satu kritik yang disampaikan oleh Muzayyin adalah kurangnya perhatian terhadap pengembangan UMKM. Padahal, UMKM memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung ekonomi lokal, namun upaya untuk memaksimalkannya belum optimal.

“Banyak pelaku UMKM yang tidak mendapatkan dukungan yang memadai, baik dalam bentuk akses modal, pelatihan, maupun pembinaan yang berkelanjutan. Kondisi ini mengakibatkan banyaknya usaha kecil yang sulit berkembang, bahkan tidak mampu bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat,” lanjutnya.

Munawir menambahkan, Muzayyin melihat bahwa potensi besar di Sinjai, baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia, perlu dikelola dengan strategi yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan. Ia mengusulkan pendekatan yang lebih holistik dalam mengembangkan sektor pertanian dan kelautan, yang tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada pengolahan hasil yang dapat meningkatkan nilai tambah. Selain itu, pemberdayaan UMKM menjadi prioritas, dengan memberikan mereka akses yang lebih mudah terhadap sumber daya yang diperlukan untuk berkembang.

Dalam konteks ini, langkah Muzayyin adalah bentuk nyata dari upaya menghadirkan pemerintahan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Ia berkomitmen untuk membuka lapangan kerja yang lebih luas, mengurangi angka pengangguran, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata.

Pendekatan ini, lanjut Munawir, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan yang ada dan membawa perubahan positif bagi seluruh masyarakat Sinjai.

Munawir adalah satu dari belasan cendekiawan atau pakar berbagai bidang yang pada sebuah pertemuan di Makassar, Juni lalu berdiskusi dengan Muzayyin. Para pakar mendengar visi-misi Muzayyin dan Muzayyin menampung berbagai saran dan masukan para pakar itu. Semua yang hadir merupakan tokoh-tokoh cendekiawan asal Sinjai. (Adv)