Pengusaha Ayam Petelur Berusaha Tetap Eksis

Usaha peternakan ayam petelur yang dikelola Maskin dan kakaknya di Desa Tellulimpoe, Kecamatan Tellulimpoe, berusaha tetap eksis di tengah pandemi covid-19. Mereka hanya melayani permintaan akan telur ayam ras dari pelanggannya di pasar lokal Tellulimpoe. (foto: ZAR/sinjaiinfo)
Usaha peternakan ayam petelur yang dikelola Maskin dan kakaknya di Desa Tellulimpoe, Kecamatan Tellulimpoe, berusaha tetap eksis di tengah pandemi covid-19. Mereka hanya melayani permintaan akan telur ayam ras dari pelanggannya di pasar lokal Tellulimpoe. (foto: ZAR/sinjaiinfo)

Sinjai.Info, Tellulimpoe,– Perekenomian Indonesia ‘terpukul’ sejak merebaknya wabah virus corona covid-19. Dari aspek daya beli masyarakat, mengalami penurunan drastis terutama saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kondisi yang sama dialami para pengusaha yang mengalami penurunan permintaan akan barang dan jasa.

Kendati ada usaha yang mampu bertahan, namun dari sisi pendapatan mengalami penurunan. Di Kabupaten Sinjai misalnya, penjual daging sapi mengalami sepi permintaan karena pembatasan jam operasional rumah makan, yang selama ini menjadi pelanggan tetap mereka. Begitupula dengan pedagang telur ayam ras.

Meski demikian, Maskin, salah satu pengelola usaha ayam petelur di Dusun Pakkoko, Desa Tellulimpoe, Kecamatan Tellulimpoe berusaha tetap bertahan di tengah pandemi covid-19, dan meningkatkan produksi telur ayam ras. Maskin dan kakaknya yang menjadi pemilik usaha, sejauh ini menganggap wabah covid-19 menjadi ancaman namun tak menghalangi usaha yang mereka jalankan.

“Saat ini produksi telur ayam ras di tempat kami sebanyak 40 rak per hari atau sekira 1200 butir. Sementara jumlah ayam ras sebanyak 1600 lebih. Untuk saat ini kami hanya bisa melayani pasar lokal Tellulimpoe,” jelas Maskin kepada Sinjai Info, Jumat (17/04/2020) sore.

Harga telur yang dipasarkan Maskin dan kakaknya di pasar Kecamatan Tellulimpoe dikisaran 35 hingga 48 ribu per rak. “harga tergantung ukuran telur. Yang ukuran jumbo harganya 48 ribu per rak,” terangnya.

Di Kabupaten Sinjai saat ini terdapat 20 usaha peternakan ayam petelur, dan itu terdaftar di Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai. “Kalau populasi ayam antara 50 hingga 400 ekor. Yang terbesar itu milik Haji Muslik di Kelurahan Balangnipa, populasinya 400 ekor,” ungkap Kepala Seksi Kesmavet Dinas Peternakan dan Keswan Kabupaten Sinjai, Rustan Syuaib. Ia berharap para peternak tetap memerhatikan kondisi kesehatan ternaknya, dan senantiasa berkonsultasi dengan para petugas peternakan.

(ZAR)