Sinjai.Info, Sinjai Utara,– Kepala SMAN 1 Sinjai (smansa), Suardi, mengaku pihaknya telah menggelar rapat dewan guru membahas aksi pemukulan yang dilakukan salah satu siswa SMANSA Sinjai terhadap gurunya.
Suardi menjelaskan hasil rapat tersebut, memutuskan status siswa yang bersangkutan, yakni dikeluarkan dari sekolah. Memukul guru adalah bentuk pelanggaran terhadap tata tertib dan kode etik.
“Hasil rapat memutuskan siswa yang bersangkutan dikeluarkan dari sekolah,” terang Suardi.
Sebelumnya diberitakan, guru SMAN 1 Sinjai yang juga Wakil Kepala Sekolah (wakasek) Bidang Kesiswaan, Mauluddin, menjadi korban pemukulan yang dilakukan salah satu siswanya.
Siswa berinisial MR, Kelas XII 2, ini memukul gurunya di ruang Bimbingan Konseling (BK). Mirisnya, pemukulan ini disaksikan langsung ayah siswa yang bersangkutan, dan tidak berinisiatif mencegah anaknya. Padahal ayah pelaku adalah anggota kepolisian yang bertugas di Mapolres Sinjai.
“Yang kami sesalkan karena ayah anak tersebut adalah oknum anggota Polres Sinjai, dan hanya membiarkan anaknya memukul pak Mauluddin. Padahal polisi adalah pengayom dan pelindung masyarakat,” sesal Suardi, Kepsek SMANSA Sinjai.
Sementara itu Kapolres Sinjai, AKBP Harry Azhar, melalui sambungan telepon kepada Sinjai Info, mengaku pihaknya belum mendengar informasi secara detail terkait peristiwa pemukulan di SMAN 1 Sinjai. Termasuk anggota Polres yang merupakan ayah dari pelaku pemukulan.
“Namun saya berterima kasih sudah disampaikan, dan akan saya konfirmasi ke anggota yang bersangkutan,” kata Kapolres Sinjai.
Kasus ini pun mendapatkan perhatian serius dari Ketua PGRI Kecamatan Sinjai Utara, Syamsul Rijal. PGRI ungkapnya sangat prihatin dengan kejadian ini, dan akan mendukung langkah yang diambil oleh pihak sekolah dan guru.
“Pembinaan yang dilakukan di sekolah itu untuk kebaikan anak-anak kita karena kami ini orang tua kedua mereka,” jelasnya. (ZAR)