Sinjai Utara, Sinjai.Info,- Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Sinjai, Hj. Mas Ati mengkhawatirkan banyaknya akseptor Keluarga Berencana (KB) di beberapa kecamatan terancam drop out alias tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan tertentu.
Kondisi ini diperoleh Mas Ati setelah turun langsung di lapangan dan berkomunikasi dengan penyuluh KB, serta peserta KB yang ada di desa. Salah satu alasan sehingga akseptor KB terancam drop out ungkapnya adalah persoalan biaya.
“Sebagian besar akseptor KB di desa adalah warga miskin. Mereka terkendala biaya ketika akan menggunakan alat kontrasepsi. Pihak puskesmas atau tenaga kesehatan tentu akan memungut biaya atas jasa pemasangan alat kontrasepsi, di sisi lain banyak peserta KB yang tidak terakomodir sebagai Penerima Bantuan Iuran BPJS kesehatan,” urai Hj. Mas Ati kepada Sinjai Info di ruang kerjanya baru-baru ini.
Drop out peserta KB kata mantan Kepala Dinas Pendidikan Sinjai, itu tentu menjadi tantangan bagi pemerintah daerah di tengah upaya yang gencar dalam mengendalikan jumlah penduduk. “Ini tentu menjadi tantangan. Kami akan carikan solusi, termasuk bagaimana memaksimalkan peran penyuluh KB yang ada di bawah.” pungkas Mas Ati. (ZAR)