Sinjai.Info, Makassar, — Gubernur Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah, menyematkan tanda kelulusan kepada para penghafal Quran yang merupakan santri-santriwati dari Karantina Tahfidz Nasional (KTN) Darul Istiqamah.
Wisuda kelulusan digelar di Hotel Sheraton, Sabtu, 4 Januari 2020. Mereka tergabung dalam angkatan sembilan program Hafal Quran Sebulan. Sebanyak 81 orang diwisuda dari berbagai usia. Juga dari berbagai daerah di Indonesia, peserta juga berasal dari beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. Hadir juga imam besar Masjid New York, Shamsi Ali.
“Saya kira pembentukan karakter dari sini. Satu kebanggaan kita bahwa Darul Istiqamah ini, terus membangun inovasi dalam rangka bagaimana anak-anak kita itu cinta Al-Quran,” kata Nurdin Abdullah.
Ia mengapresiasi inovasi hafal Qur’an secara cepat ini melalui metode Yadain. “Bayangkan dalam sebulan bisa menjadi tahfidz 30 juz, itukan luar biasa. Bukan hanya menghafal, tetapi makna dan arti Al-Quran itu sangat mereka pahami,” ujarnya.
Ia berharap, mereka akan menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Bagaimana nilai-nilai dalam Al-Quran ini diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Meraka dapat menjadi agen perubahan bangsa.
Sementara itu, Anggota DPD-RI periode 2019-2024 Dapil Provinsi Sulawesi Selatan, Tamzil Linrung, memberikan fasilitas lanjutan bagi 400an alumni KTN ini. Ia memiliki tempat di Kabupaten Pangkep untuk dijadikan pondok penghafal Quran.
“Yang sudah hafiz di sini, agar bertahan di sana murajaahnya (mengulang hafalan),” ujarnya.
Di sana meraka dapat mempraktikkan satu hasil penelitian. Penelitian anak SMA yang merekomendasikan dalam mengelola peternakan dan perkebunan agar dibacakan ayat suci Al-Quran, agar lebih cepat tumbuh.
Sebuah tambaknya terbengkalai dan meminta masyarakat untuk mengelolanya dan menghadirkan para hafidz/hafidzah, membacakan ayat saat menebarkan benih dan pakan.
“Alhamdulillah selama ini secara umum, udang vaname itu baru bisa dipanen paling cepat usia dua bulan, dan kita coba kemarin dalam waktu 21 hari sudah bisa dinikmati,” imbuhnya.
Sedangkan, Wakil Ketua DPRD Sulsel, Muzayyin Arif, yang juga merupakan Dewan Pembina KTN DI menyebutkan, pembangunan sumber daya unggul tidak hanya bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi yang menjadi perhatian, yakni pembangunan karakter yang baik.
Terutama dalam upaya untuk menjawab tantangan global terutama di era revolusi 4.0 sedang dihadapi. Era dimana kompetisi semakin ketat, dan salah satu modal untuk bisa berhasil, mengambil peran dan berprestasi.
“Karekter yang baik yang memunculkan mental yang baik. Bagi umat Islam nilai religiusitas berasal dari Al-Qur’an,” sebut Muzzayin.
Direktur KTN Darul Istiqomah, Muthahir Arif, mengaku menghadirkan program ini menjadi terobosan mengantarkan daerah Sulsel menjadi daerah yang diberkahi, dengan hadirnya generasi penghafal Qur’an.
Visi KTN Darul Istiqamah mengantarkan Sulsel pada tahun 2030 menjadi daerah setiap keluarga muslim terdapat satu penghafal Quran. (adv)