hari jadi
Ekobis

Ibnu dan Putu ‘Menangis’ Buatannya


  Sabtu, 27 Oktober 2018 2:07 am

Ibnu saat menjajakan kue putu ‘menangis’ buatannya, di Jalan Tondong, Kecamatan Sinjai Utara (foto: ZAR/Sinjai Info)

Sinjai.Info, Sinjai Utara,– Indonesia kaya akan kuliner nusantara, baik itu yang tradisional maupun yang sudah diolah dengan menggunakan peralatan yang lebih modern. Salah satu yang tradisional itu adalah Kue Putu Bambu isi gula merah. Di Kabupaten Sinjai, Kue Putu Bambu lebih dikenal dengan sebutan Putu ‘Menangis’. Ada pula yang menyebutnya Putu Soppa’.

Kue Putu Menangis adalah salah satu kue tradisional yang banyak diminati di Sinjai. Hanya saja, untuk membelinya tidak mudah. Harus mencari pria bernama Ibnu. Ia sering mangkal di sekitar Stadion H.Andi Bintang, tepatnya di pertigaan Jalan Stadion dan Jalan Jend. Ahmad Yani, Kecamatan Sinjai Utara.

Ibnu, 38 tahun, adalah penjual Putu ‘Menangis’ yang masih sempat ditemukan Sinjai Info menjajakan kue tradisional berisi gula merah di wilayah Kecamatan Sinjai Utara. Ia sudah dua tahun berjualan Putu di Sinjai. Pernah ada penjual yang sama sebelum Ibnu, namun tak pernah terlihat lagi.

“Memang pernah ada yang menjual putu sebelum saya. Dia teman saya juga, tapi sudah kembali ke kampung,” kata Ibnu, pria asal Brebes, Jawa Tengah, kepada Sinjai Info, awal pekan ini.

Setiap pukul lima sore, pria dengan dua orang anak ini mulai berjualan di pertigaan Jalan Jend. Ahmad Yani dan Jalan Stadion. Jadwal ini sudah diketahui dengan akrab para pelanggannya. “Kadang saya lebih dulu datang menunggu penjual putunya untuk menghindari antrian,” tutur Arman, salah satu pelanggan.

Ibnu yang menggunakan label Putu Pantura pada gerobaknya, kerap berkeliling Kota Sinjai hingga malam jika kue buatannya tersebut belum habis terjual di sore harinya. “Saya berjualan di sekitar stadion hingga menjelang Magrib. Jika belum habis, saya berkeliling kota (menjual) usai Magrib,” terang Ibnu.

Keuntungan yang didapat Ibnu dari hasil jualannya tidak seberapa. Namun ungkapnya, itu cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari isteri dan anak-anaknya. “Sehari butuh modal 100 hingga 200 ribu untuk membeli bahan seperti gula merah, beras, kelapa dan daun. Dapat keuntungan bersih 100 hingga 150 ribu perhari itu sudah lumayan besar buat kami,” ungkapnya, saat ditemui berjualan di Jalan Tondong, Minggu (21/10/2018) malam.

Kue putu jenisnya macam-macam, seperti putu mayang, putu ketan atau putu ayu. Namun Putu ‘Menangis’ isi gula merah, memiliki kekhasan tersendiri. Kue putu ini terbuat dari tepung beras butiran kasar, dan berisi gula merah di dalamnya serta diberi taburan kelapa parut sebagai pelengkap penyajiannya.

Selain soal rasa, Putu ‘Menangis’ juga unik. Keunikannya terletak pada pengukus kuenya yang mengeluarkan bunyi seperti suara seruling atau suara orang menangis. Nah, jika anda mendengar suara mirip orang menangis, maka kemungkinan itu berasal dari gerobak milik Ibnu. (ZAR)

caleg

Berita Pilihan

Makassar Satu Kabar Muna Satu Kabar Satu Kabar
To Top