Ulasan: Zainal Abidin Ridwan (Pemimpin Redaksi Sinjai Info)
Musyawarah Daerah (Musda) XIV Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sinjai mulai dihelat pada Sabtu (16/12/2017) sore. Musda dibuka oleh Bupati Sinjai, H. Sabirin Yahya dan dihadiri Ketua KNPI Sulsel, Imran Eka Saputra.
Tiga kandidat menyatakan diri siap mengikuti kontestasi kepemudaan ini. Mereka adalah Saifullah Ahmad, Satria Ramli, dan Syahrul Paesa. “Awalnya ada empat kandidat yang mendaftar, namun kandidat lainnya, A. Syarifuddin mundur sebelum pembukaan acara,” mengutip Ketua Panitia Musda, Syamsul Alam Hidayat saat menyampaikan laporan.
Dari tiga kandidat tersebut, dua diantaranya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), yakni Saifullah Ahmad dan Syahrul Paesa. Saifullah yang juga Sekretaris Umum (sekum) KNPI Sinjai bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sinjai. Sementara Syahrul Paesa adalah Sekretaris Kantor Kecamatan Sinjai Timur. Satria Ramli sendiri adalah Pengusaha kontruksi.
Tiga Calon Ketua Umum (caketum) ini bukan orang baru di tubuh KNPI Sinjai. Ketiganya saat ini masih tercatat sebagai pengurus KNPI yang dinakhodai H. Sofwan Sabirin.
Ada 40 suara yang akan diperebutkan oleh tiga Caketum ini. Suara itu masing-masing berasal dari Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) sebanyak 9 suara, DPD I dan DPD II masing-masing 1 suara, MPI 1 Suara, dan 28 suara berasal dari Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang berhimpun di KNPI.
Ketiganya memiliki peluang yang sama merebut kursi ketua. Saifullah Ahmad yang juga mantan Ketua KMS UNM diuntungkan dengan posisinya yang saat ini menjabat sebagai Sekum KNPI Sinjai. Demikian pula jabatan strategisnya di Dinas Pemuda dan Olahraga yang memang bersentuhan langsung dengan kegiatan kepemudaan.
Kendati tidak terlalu diperhitungkan pada Musda KNPI kali ini, kandidat lainnya Syahrul Paesa tidak boleh dipandang sebelah mata. Ia kabarnya telah menjalin komunikasi intensif dengan semua pemilik suara jauh sebelum Musda ini digelar. Jejaring keluarga dan rekan kerja kabarnya turut digerakkan untuk mencari dukungan.
Peluang terbesar juga dimiliki Satria Ramli. Kematangannya berorganisasi tak perlu diragukan. Mantan Ketua Umum HIPPMAS ini juga masih tercatat sebagai pengurus KNPI Sinjai. Di belakangnya ada sederet nama aktivis yang ikut mendukung pencalonannya. Salah satunya adalah Ali Kamar, juga mantan Ketua Umum HIPPMAS.
Tiga kandidat dengan segala kelebihan dan kematangannya dalam berorganisasi, bukannya tanpa celah. Dan kelemahan ini pastinya akan menjadi isu menarik yang akan diolah oleh tim pemenangan para kandidat.
Saifullah Ahmad dan Syahrul Paesa yang pegawai negeri, tentu harus siap menghadapi resistensi dari voters yang ingin ada perubahan di tubuh KNPI: tidak ingin KNPI dipimpin oleh PNS. Ketua KNPI dari unsur PNS dianggap hanya sebagai kepanjangantangan pemerintah, dan ini tidak sejalan dengan dinamika kepemudaan yang kritis dan dinamis.
Satria Ramli sendiri juga harus siap berhadapan dengan voters yang masih menginginkan orang pemerintahan menduduki jabatan ketua. Bagi para ‘penganut faham’ ini, status PNS yang melekat pada diri Ketua KNPI akan memudahkan akses bagi mereka, yang memiliki kepentingan dengan pemerintah atau penguasa.
Kendati asumsi-asumsi itu selalu menggelinding pada setiap kontestasi kepemudaan, namun alangkah eloknya dikotomi PNS dan Non PNS dikesampingkan dan cukup menjadi dialektika warung kopi.
Siapa pemenang? tentu kembali kepada para voters alias pemilik suara. KNPI sebagai “rumah besar” seluruh elemen organisasi pemuda harus menyadari bahwa eksistensi dan kesinambungan perjalanan sebuah lembaga tidak akan ada artinya manakala pada saat dibutuhkan peran, kiprah dan kepeduliannya tidak hadir dalam kenyataan. (*)