Penulis: Abdul Fattah (Guru MIN 6 Bulukumba)
Krisis kesehatan yang pertama dan terutama di dunia saat ini adalah Pandemi COVID-19. Banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan termasuk negara Indonesia. Pemerintah pusat hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan virus corona. Dengan adanya kebijakan ini diharapakan seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, guna meminimalisir menyebarnya penyakit covid 19 ini. Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada ekonomi di Indonesia yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik yang tidak bisa melaksanakan proses belajar mengajar seperti biasa, yaitu pembelaran jarak jauh atau e-learning, atau pembelajaran daring.
Adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para guru perlu waktu untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hasil belajar. Wabah Covid-19 memaksa kita para guru harus menggunakan teknologi, sehingga suka tidak suka dan mau tidak mau harus belajar dan siap mengajar melalui jarak jauh dengan menggunakan teknologi.
Teknologi yang kami gunakan saat ini, khususnya kami yang mengajar di MIN 6 Bulukumba adalah Hand Phone (HP) yang berbasis android dengan menggunakan apliksi whatsapp. Penggunaan HP ini kami sarankan juga kepada siswa, agar menggunakan HP orang tua. Maklum anak-anak madrasah ibtidaiyah di sekolah kami masih jarang yang menggunakan HP. Fasilitas inilah yang kami gunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran tetap menggunakan roster yang selama ini kami gunakan. Jika tiba saat waktu pembelajaran, maka kami mengirimkan materi berupa tulisan langsung, gambar atau pesan suara. Kami memberikan waktu kepada siswa untuk mencerna dan memahami materi. Jika dianggap sudah paham maka kami memberikan evaluasi berupa tugas dan jawabannya dikirimkan kembali. Namun tugas yang diberikan tidak terlalu banyak dan tidak setiap hari.
Dalam melakukan pembelajaran jarak jauh, selain kami memberikan materi (ranah kognitif) juga kami menyentuh di ranah afektif dan psikomotorik. Untuk ranah afektif kami mengarahkan siswa untuk membantu kedua orang tua dalam mengerjakan pekerjaan yang ada di rumah saja. Kami melarang siswa untuk keluar rumah, tetap di rumah saja karena ini tetap termasuk protokol kesehatan untuk mencegah tertularnya virus Corona 19. Sedangkan untuk ranah psikomotorik atau praktek, kami memandu peserta didik bagaimana hidup bersih dan sehat dengan rajin cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja atau memegang sesuatu. Jika keluar rumah karena ada hal sangat penting agar menggunakan masker. Di bulan ramadhan kami mengajarkan bagaimana cara berwudhu, mengingatkan pelaksanaan salat lima waktu dan beberapa kegiatan amaliah ramadhan.
Dalam proses belajar di rumah, kami punya cara tersendiri dalam meningkatkan semangat belajar murid. Salah satunya dengan memberikan kalimat-kalimat motivasi yang membangun semangat murid untuk selalu siap memulai proses belajar di rumah setiap harinya. Dengan begitu, mereka setiap hari sebelum proses belajar dimulai, mereka sudah menunggu materi atau tugas pelajaran pada hari itu. Artinya, siswa sudah siap untuk melaksanakan sistem belajar dari rumah. Proses belajar di rumah dinilai menyenangkan bagi para murid. Sebab, selain waktunya fleksibel, kami juga memberikan respons yang baik selama sistem belajar jarak jauh. Jika ada yang tidak mengerti kami bersedia menjelaskan dan bekerja sama dengan baik.
Apa yang disampaikan oleh menteri Pendidikan Indonesia, Nadiem Makarin bahwa suatu saat nanti guru tidak akan lagi mengajar secara tatap muka. Di era milenial sekarang ini, pernyataan tersebut terkabulkan. Dengan tersedianya aplikasi pembelajaran jarak jauh, maka menunjang program tersebut. Hal inilah yang membuat guru merasa nyaman melaksanakan pembelajaran secara daring. Namun selain guru merasa nyaman, pembelajaran jarak jauh juga memiliki dampak.
Dampak yang dirasakan guru yaitu tidak semua siswa menguasai teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran. Oleh karena itu sebelum diadakan program belajar online kita sebagai guru wajib untuk memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada siswa. Dampak lain yang dihadapi para guru adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran guru. Untuk melakukan permbelajaran online selama beberapa bulan tentunya akan diperlukan kuota yang lebih banyak lagi dan secara otomatis akan meningkatkan biaya pembelian kuota internet. Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua harus terjalin dengan lancar. Artinya, ada pengeluaran tambahan biaya yang harus dibayar oleh guru baik berupa material maupun nonmaterial. Misalnya pulsa telepon, pulsa untuk akses internet, dan terutama waktu.
*Isi menjadi tanggungjawab penulis.